Gunung Sagara bukan hanya menawarkan keindahan alam yang menakjubkan, tetapi juga menyimpan pantangan yang harus diikuti oleh setiap pendaki.Â
Salah satu pantangan yang dikenal adalah larangan memakai baju dan celana berwarna hijau oleh warga setempat. Alasan di balik pantangan ini masih menjadi misteri bagi kami.
Tetapi, menurut penuturan warga, mitos tersebut terkait dengan kisah permulaan ketika Gunung Sagara akan dibuka untuk umum, seseorang yang dihormati oleh warga memberikan pesan ini kepada pengelola untuk dipatuhi oleh semua pendaki yang hendak mengunjungi Gunung Sagara.
Jika ada yang melanggar dan menggunakan pakaian berwarna hijau, maka mereka harus segera mengganti pakaiannya.
Setelah menikmati perjalanan selama 2 Hari 1 Malam, kami akhirnya turun gunung sekitar pukul 10.00. Saya sangat menyukai proses turun ini karena perjalannya lebih cepat dibandingkan saat mendaki.Â
Setelah menuruni Gunung Sagara, rasanya kurang lengkap jika tidak membawa oleh-oleh. Berbagai souvenir dengan tema Gunung Sagara tersedia di basecamp, mulai dari kaos hingga gantungan kunci.Â
Selain itu, Kopi Sagara juga merupakan hidangan khas yang wajib dicicipi dan dibawa pulang sebagai kenang-kenangan untuk keluarga di rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H