Medan pendakian Jalur Sagara relatif landai namun kadang-kadang menantang, . Penting untuk diingat bahwa di Gunung Sagara tidak terdapat mata air, sehingga persediaan air minum harus mencukupi sebelum pendakian.
Saat memasuki Pos 1 menuju Pos 2, kami disuguhkan oleh pepohonan di kanan dan kiri. Setelah melewati Pos 2, suasana hutan mulai terasa sangat kental.Â
Meskipun awalnya agak waswas karena khawatir akan keberadaan hewan buas, namun  tidak perlu khawatir, ternyata menurut rangernya di Gunung Sagara hanya terdapat burung dan tidak ada hewan buas karena sebelum menjadi destinasi pendakian, gunung ini adalah tempat favorit warga sekitar untuk berburu, terutama burung.Â
Makin kearah puncak, perjalanan semakin menantang khususnya di pos tiga, kamu akan merasakan sensasi lutut bertemu dagu. he heÂ
Akhirnya, kami pun sampai di Pos 4. ada 2 pilihan tempat untuk mendirikan tenda yaitu di pos 4 dan area puncak. saat itu belum banyak pendaki jadi kami memilih untuk camping di area puncak saja, ya alasan utamanya sih agar lebih cepat melihat pemandangan Puncak Gunung Sagara.Â
Gunung Sagara sendiri memiliki ciri khas yang unik dengan memiliki dua punggung sekaligus. Di sisi Timur puncak, para pendaki dapat menikmati keindahan Danau Putih vulkanik yang dikenal sebagai Talaga Bodas.Â
Danau vulkanik ini telah menjadi objek wisata sejak awal abad ke-20 saat dikelola oleh pemerintah Kolonial Belanda.Â
Talaga Bodas yang memiliki luas yang sangat besar dan warnanya yang putih kehijau-hijauan menciptakan kontras yang mencolok ketika dilihat dari puncak Gunung Sagara. Selain itu, Â saya juga melihat ada air terjun yang pemandangannya tidak begitu kontras.Â