"UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT PADA SISWA KELAS 4B SEMESTER I SDIT NURUL ISLAM TENGARAN TAHUN PELAJARAN 2023/2024"
- Oleh :
- Nama : DWI ABDUL ROHIM
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 4B Semester I SDIT Nurul Islam Tengaran Tahun Pelajaran 2023/2024 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT). Latar belakang penelitian mencerminkan kebutuhan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika di sekolah tersebut, terutama mengingat sebagian besar siswa masih belum mencapai ketuntasan minimal. Model pembelajaran kooperatif dipilih karena dapat menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, membangun keterlibatan siswa secara aktif, dan memfasilitasi pemahaman yang lebih baik. Penelitian dilakukan melalui pendekatan tindakan kelas dengan dua siklus. Siklus pertama menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar, meskipun masih terdapat kekurangan dalam penerapan model TGT. Setelah dilakukan refleksi dan perbaikan pada siklus kedua, hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan yang signifikan dengan 91% siswa mencapai ketuntasan belajar. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model TGT berhasil meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas 4B SDIT Nurul Islam Tengaran.
Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe TGT efektif dalam meningkatkan hasil belajar matematika. Rekomendasi penelitian mencakup saran bagi guru untuk mengoptimalkan model pembelajaran yang bervariasi dan tepat, serta bagi sekolah untuk mengembangkan model kooperatif dalam mata pelajaran lainnya. Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperhatikan karakteristik siswa dan pengarahan yang lebih baik dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Kata kunci : TGT, Coorperative learning.
Pendahuluan
Menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) mata pelajaran Matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar. Hal ini dimaksudkan untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Selain itu dimaksudkan pula untuk mengembangkan kemampuan menggunakan matematika dalam pemecahan masalah dan mengkomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media lain. Hal senada juga disampaikan oleh Muijs & Reynolds (2008) bahwa matematika merupakan “kendaraan” utama untuk mengembangkan kemampuan berpikir logis dan ketrampilan kognitif yang lebih tinggi pada anak-anak.
Berdasarkan hasil observasi di SDIT NURUL ISLAM TENGARAN KELAS 4B, menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dalam pembelajaran Matematika menunjukan bahwa 15 siswa dari 28 siswa nilainya masih dibawah KKM yang telah ditetapkan yaitu ≥ 75. dari data tersebut menunjukkan bahwa siswa kelas 4B di SDIT NURUL ISLAM TENGARAN belum menguasai materi pembelajaran Matematika yang telah diberikan oleh guru. Hal ini dikarenakan siswa sepertinya tidak bergairah mengikuti proses pembelajaran dan kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran matematika. Sebagai indikatornya, masih banyak siswa yang bicara sendiri dengan temannya ketika proses pembelajaran sedang berlangsung, ada yang mengantuk, ada yang asyik bernyanyi sendiri secara lirih, bahkan ada yang berani bergurau dengan temannya. Dalam pembelajaran pun guru masih menggunakan metode konvensional saja sehingga kelas menjadi monoton, suasana kelas juga tidak kondusif karena siswa bosan dengan pembelajaran yang diberikan, penggunaan alat peraga yang minim membuat penyampaian materi tidak tersampaikan dengan baik, aktivitas belajar yang masih pasif, karena siswa kurang terlibat dalam pembelajaran hanya guru yang aktif.
Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa adalah model cooperative learning. Dengan menggunakan model cooperative learning dapat menyediakan lingkungan belajar yang kondusif untuk terjadinya interaksi belajar mengajar yang lebih efektif, sehingga siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya. Dengan demikian, pembelajaran matematika tidak lagi mengutamakan pada penyerapan melalui pencapaian informasi, tetapi lebih mengutamakan pada pengembangan kemampuan dan pemrosesan informasi.
Dalam model pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Siswa memunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dalam menerapkan ide-ide mereka, ini merupakan kesempatan bagi siswa untuk menemukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri.
Rumusan dan Pemecahan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, peneliti merumuskan masalah dengan rincian sebagai berikut : Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar Matematika pada siswa kelas 4B Semester I SDIT NURUL ISLAM TENGARAN Tahun Pelajaran 2023/2024?
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa Matematika dengan menggunakan model kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada siswa kelas 4B Semester I SDIT NURUL ISLAM TENGARAN TAHUN AJARAN 2023/2024.
Rencana dan Prosedur Penelitian
Rancangan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan tahapan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan ini peneliti membuat perencanaan sebagai berikut:
- Menelaah materi pembelajaran Matematika kelas 4B semester I yang akan dilakukan tindakan penelitian dengan menelaah indikator-indikator pelajaran bersama tim kolaborasi.
- Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sesuai indikator yang telah ditetapkan.
- Menyusun skenario pembelajaran TGT.
- Menyiapkan alat peraga dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian.
- Menyiapkan lembar observasi yang akan digunakan dalam penelitian.
- Menyiapkan alat evaluasi serta lembar kerja siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilaksanakan dengan melaksanakan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya yakni melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT).
Pelaksanaan tindakan penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Siklus pertama dilaksanakan pembelajaran dengan model kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT). Siklus kedua dilaksanakan untuk memperbaiki segala sesuatu yang belum baik dalam siklus pertama.
c. Observasi
Kegiatan observasi dilaksanakan secara kolaboratif dengan guru pengamat untuk mengamati tingkah laku siswa dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran Matematika yang menerapkan pendekatan kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT). Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan pendekatan kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT).
d. Refleksi
Setelah mengkaji hasil belajar Matematika siswa dan hasil pengamatan aktivitas guru, serta melihat ketercapaian indikator kinerja maka peneliti melakukan perbaikan pada siklus kedua agar pelaksanaannya lebih efektif. Peneliti juga melihat apakah indikator kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya telah tercapai. Bila belum tercapai, maka peneliti melanjutkan siklus berikut sampai mencapai indikator kinerja.
A. Siklus 1
Hasil Tindakan Siklus 1
Setelah pertemuan 1 dan pertemuan 2 pada siklus 1 selesai dilaksanakan, diakhir pembelajaran pada pertemuan 2 dilakukan tes evaluasi untuk mengetahui hasil belajar Matematika. Dari hasil tes evaluasi yang telah dilakukan terlihat adanya peningkatan hasil belajar siswa dari data nilai siswa. Hasil nilai yang diperoleh siswa sebelum dilaksanakan tindakan dari jumlah 35 siswa yang mencapai ketuntasan (KKM ≥ 75) terdapat 19 siswa, sedangkan 9 siswa masih dibawah ketuntasan. Hasil nilai yang diperoleh siswa setelah melaksanakan tindakan mengalami peningkatan pada siklus 1, dari jumlah 28 atau 100% siswa yang mencapai ketuntasan (KKM ≥ 75) terdapat 19 siswa atau 68% siswa, sedangkan 9 siswa atau 32% siswa masih dibawah ketuntasan. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan dari sebelum dilakukan tindakan hingga siklus 1 dilakukan, dengan demikian dapat diketahui jumlah siswa yang tuntas lebih banyak dari pada jumlah siswa yang tidak tuntas.
karenakan guru sudah melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang sudah dirancang, namun belum mengoptimalkan model TGT dalam pembelajaran. Hasil analisis observasi siklus 1 pertemuan 2 berjumlah 19 masuk dalam kategori baik . Hal dikarenakan guru sudah mempersiapkan pembelajaran dengan lebih baik, dan mempelajari RPP sebelum mengajar. Sehingga guru bisa membuat model TGT lebih tercermin dalam pembelajaran.
Refleksi
Berdasarkan analisis hasil tes pada akhir siklus 1 terdapat 19 siswa yang tuntas dan 9 siswa belum tuntas belajar. Hal ini dikarenakan pada pertemuan 1 siklus 1, siswa merasa antusias dengan kegiatan pembelajaran yang baru untuk siswa. Hanya dalam pembagian kelompok, siswa ramai karena harus mencari kelompoknya. Siswa masih belum terbiasa membagi kelompok dengan berhitung. Saat siswa mengerjakan soal undian terlihat siswa mengerjakan dengan senang dan semangat agar cepat menyelesaikan soal agar mendapat bonus poin. Karena mengerjakan secara cepat kadang siswa kurang teliti dalam menjawab. Meski siswa antusias mengikuti pembelajaran, namun ada salah satu siswa yang tidak mau bekerjasama dalam timnya. Siswa tersebut hanya duduk sendiri dan tidak mau bergabung dengan kelompoknya. Agar siswa tersebut ikut aktif dalam pembelajaran.
Pada pertemuan 2 siklus 1 pembentukan kelompok dibuat secara berbeda, dimana kelompok dibuat satu deret meja atau satu team, dan soal dibuat berantai yang nantinya setiap satu soal dikerjakan dengan teman sebangkunya. Siswa yang duduk pada deret pertama mendapat soal 1, dan seterusnya. Dalam kegiatan game tournament dengan soal berantai, hampir seluruh siswa terlibat aktif dan mengerjakan soal dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan poin. Namun ternyata ada siswa yang berbuat curang, saat mengetahui jawaban soal teman teamnya yang ternyata salah, diganti dengan jawaban yang benar. Sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus 2.
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus 2 antara lain dengan cara:
- Dalam pembagian kelompok disesuaikan dengan kelompok belajar yang sudah dibuat oleh guru
- Dalam kegiatan belajar menggunakan model TGT dibuat lebih menekankan kompetisi individu.
- Membuat variasi soal agar siswa lebih tertarik.
- Memberikan pengarahan kepada siswa dalam permainan perlu adanya sportivitas dan harus bisa menerima kekalahan.
B. Siklus 2
Pada siklus 1 pembentukan kelompok dibuat secara berbeda, dimana kelompok dibuat satu deret meja atau satu team, dan soal dibuat berantai yang nantinya setiap satu soal dikerjakan dengan teman sebangkunya. Siswa yang duduk pada deret pertama mendapat soal 1, dan seterusnya. Dalam kegiatan game tournament dengan soal berantai, hampir seluruh siswa terlibat aktif dan mengerjakan soal dengan sebaik-baiknya untuk mendapatkan poin. Namun ternyata ada siswa yang berbuat curang, saat mengetahui jawaban soal teman teamnya yang ternyata salah, diganti dengan jawaban yang benar. Sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus 2. Hal-hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus 2 antara lain dengan cara:
- Dalam pembagian kelompok disesuaikan dengan kelompok belajar yang sudah dibuat oleh guru.
- Dalam kegiatan belajar menggunakan model TGT dibuat lebih menekankan kompetisi individu.
- Membuat variasi soal agar siswa lebih tertarik.
- Memberikan pengarahan kepada siswa dalam permainan perlu adanya sportivitas dan harus bisa menerima kekalahan.
Pelaksanaan Siklus 2
Setelah perencanaan tersusun dengan baik, maka tindakan selanjutnya adalah melaksanakan prosedur sebagai berikut.
- Kegiatan Awal
Pada pertemuan 1 slikus 2, dilakukan setelah perencanaan selesai dilakukan. Setelah semua persiasapan telah seleseai dilakukan maka pada sebelum pertemuan 1 dilaksanakan guru sebagai pengajar mengkondisikan seluruh siswa untuk dapat mengikuti pelajaran. Pada kegiatan awal, guru mengucapkan salam, melakukan absensi, dan meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Guru menginformasikan topik dan kegiatan yang akan dilakukan dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru membagi siswa menjadi 6 kelompok sesuai kelompok belajar. Game torrnament dilaksanakan dengan guru meminta siswa untuk mengambil salah satu kartu soal. Setiap kelompok mendiskusikan jawaban soal sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Agar adanya pemerataan dalam menjawab guru memilih secara acak siswa yang menjadi perwakilan kelompok menjawab pertanyaan, untuk memastikan setiap anggota kelompok siap menjawab. Apabila jawaban kelompok benar, maka diberikan poin. Guru mencatat skor individu dan skor kelompok selama permainan berlangsung. Guru memberikan motivasi kepada kelompok lain untuk lebih bersemangat belajar, agar dapat menyusul ketinggalan poin mereka dalam turnamen yang akan diadakan pada pertemuan berikutnya.
- Kegiatan Penutup
Pada kegiatan akhir, siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa dan guru melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.
Hasil Tindakan Siklus 2
- Hasil Belajar Peserta Didik
Hasil belajar Matematika pada siswa kelas 4B SDIT NURUL ISLAM diperoleh melalui tes evaluasi yang diadakan setelah siklus 2 telah selesai dilaksanakan. Pada siklus 2 pembelajaran telah dapat berjalan dengan baik yang telah digambarkan pada lembar observasi. Hasil tes evaluasi dari siklus 2 menunjukan adanya kenaikan hasil belajar siswa pada Kompetensi Dasar (KD) menyatakan bilangan cacah sebagai bilangan Romawi dan sebaliknya. Melalui tes evaluasi dapat dinilai tingkat keberhasilan siswa melalui nilai yang diperoleh. Hasil nilai yang diperoleh siswa pada siklus 2 terdapat 25 siswa tuntas (KKM ≥ 75) dan 3 siswa masih belum tuntas. Ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus 2 dapat menunjukan bahwa model TGT dapat meningkatkan hasil belajar matematika sesuai dengan indikator kinerja yang sudah ditentukan oleh peneliti.
- Refleksi
Berdasarkan analisis hasil tes pada akhir siklus 2 terdapat peningkatan hasil belajar Matematika hal ini terlihat 25 siswa dari 28 siswa tuntas belajar atau ketuntasan belajar mencapai 91% dan hanya 3 siswa yang tidak tuntas atau 9%. Hasil belajar siswa yang meningkat dikarenakan dalam siklus 2, peneliti dan kolaborasi melakukan persiapan yang lebih baik. Sebelum melaksanakan pembelajaran peneliti dan kolaborasi mendiskusikan hasil refleksi dari siklus 1 untuk membuat persiapan kegiatan belajar pada siklus 2. Pada pertemuan siklus 2 siswa mulai terbiasa dengan pembelajaran model TGT. Dalam pembagian kelompok siswa tidak ramai dan merasa nyaman dengan kelompoknya, karena pembentukan kelompok disesuaikan dengan kelompok belajar. Kegiatan pembelajaran pun lebih menarik karena adanya persaingan individu dalam memeroleh poin sebanyak-banyaknya untuk tim masing-masing. Sehingga tidak ada siswa yang curang dalam permainan. Namun guru mengalami kesulitan untuk menentukan siswa mana yang paling cepat menunjukan jari karena hampir bersamaan. Pada pertemuan siklus 2 persiapan lebih matang lagi. Kegiatan pembelajaran lebih menantang siswa secara individu maupun dalam tim. Dari refleksi siklus 1 dan pertemuan siklus 2, kegiatan pembelajaran pada pertemuan siklus 2 menjadi lebih baik.
KESIMPULAN DAN TINDAKLANJUT/SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis data dalam penelitian yang telah dilaksanakan di kelas 4B SDIT NURUL ISLAM maka dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran Matematika pada pokok bahasan lambang bilangan Romawi dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa kelas 4B SDIT NURUL ISLAM Tahun Pelajaran 2023/2024. Hal ini diindikasikan dari pencapaian target yakni 91% siswa mampu mencapai KKM ≥ 75.
B. SARAN
1. Bagi Guru Kelas
Dalam rangka peningkatan kualitas kegiatan pembelajaran di kelas, peneliti mengharapkan para guru SD dapat mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dan tepat sehingga dapat mencapai tujuan yang ditentukan.
2. Bagi Sekolah
Peneliti mengharapkan pihak sekolah untuk mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT untuk pembelajaran pada mata pelajaran lainnya, agar dapat mengefektifkan pembelajaran yang bermakna.
3. Penelitian selanjutnya
Bagi peneliti yang akan melaksanakan penelitian yang sama dengan penelitian ini disarankan agar pengarahan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran lebih diperhatikan. Dengan memperhatikan karakteristik siswa dan kondisi siswa saat penelitian dilakukan agar siswa tidak merasa bingung saat pembelajaran berlangsung.
Daftar pustaka
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah. Jakarta: Depdiknas.
Muijs, D., & Reynolds, D. (2008). Effective teaching: Evidence and practice. London: Sage Publications.
Muhsetyo, Gatot, dkk. Pembelajaran Matematika SD. Jakarta : Universitas Terbuka.
Pengertian Metode Pembelajaran. Di unduh 2 Februari 2014 jam
08.00 WIB dari http://liputaninfo.blogspot.com/2012/10/strategi-belajar-mengajar.html
Darhim. (1993). Workshop Matematika. Jakarta : Ditjen Dikdasmen Depdikbud –
Karunia UT.
Model Cooperative learning. https://cdn.ar-raniry.ac.id/bkd/uploads/196805181994022001/2020/09/196805181994022001_2020-09-03_20200903021716_2.pdf
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H