Mengajak anak-anak mengarang puisi akrostik berarti mendorong mereka untuk mengeksplorasi diri. Menemukan berbagai kelebihan atau sisi positif dalam diri mereka. Kesadaran akan kelebihan atau sisi positif yang dimiliki berpotensi mendorong anak-anak menjadi pribadi yang lebih percaya diri.
Puisi akrostik idealnya memang menuliskan hal-hal positif yang bersifat membangun.
Akrostik "nama" juga dapat berisi sejumlah harapan serta doa bagi nama yang ditulis. Tentu sangat menarik bila para orang tua menuliskan doa/harapannya terhadap anak-anak mereka dalam sebuah puisi akrostik.
Tidak sekadar membangun karakter, puisi akrostik juga dapat digunakan sebagai "personal branding". Rudolf von Ems (1200-1254), seorang penyairbesar  kelahiran Austria konon membuka semua karya besarnya dengan akrostik namanya. Â
3. Meningkatkan keterampilan bahasa Â
Teknik akrostik mendorong seseorang untuk menemukan kata yang tepat untuk huruf awal tertentu. Selanjutnya menemukan kata-kata lain untuk menyusun larik puisi sesuai tema. Alih-alih hanya menambah kosa kata, mengarang puisi akrostik juga memperkaya diksi.
Seperti diketahui, diksi merupakan pilihan kata yang tepat dan selaras yang mampu mengungkapkan ide/gagasan terkait tema serta memberikan efek tertentu. Bukan melulu puitis tetapi juga memiliki kekuatan.
Untuk tujuan membangun karakter, terutama bagi anak-anak, maka dalam menulis puisi akrostik mereka perlu didorong untuk memilih kata-kata positif. Kata-kata yang mengandung rasa cinta, membahagiakan, membangun rasa percaya diri, dan berbagai efek positif lain.
Menulis puisi akrostik juga berpotensi meningkatkan kreativitas seseorang dalam berbahasa. Setidaknya dalam menyampaikan gagasan. Proses menulis puisi akrostik juga membentuk pola berpikir yang lebih runtut.Â
Menulis puisi akrostik diakui sebagai cara yang bagus untuk diajarkan kepada anak-anak agar mulai bisa dan/atau suka menulis puisi.Â