"Benarkah kamu menyesal?" teriak sejumlah Daun yang tiba-tiba merekah bugar.
Teman-teman lain pun ikut berteriak. Melihat itu, Bunga terkejut sekaligus gembira.
"Benar teman-teman, maafkan aku ya!" jawab Bunga malu-malu.
"Kami mau memaafkan jika kamu memperbaiki sikapmu!" teriak Ranting dan Duri.
"Kamu juga harus minta maaf pada Paman Matahari, Paman Hujan, dan Eyang Tanah. Tanpa mereka kita tidak dapat tumbuh subur dan berbunga cantik sepertimu!" kata Batang.
"Baiklah teman-teman. Aku berjanji akan bersikap lebih baik dan tidak angkuh," jawab Bunga gembira. Bunga segera meminta maaf kepada semuanya.
"Nah, teman-teman! Ayo, sekarang kita siapkan makanan istimewa!" teriak Daun.
***
Hari-hari berikutnya, kehidupan pohon mawar menjadi lebih baik. Bunga Mawar Kuning sudah kembali berseri dan tampil semakin cantik. Namun, dia tidak angkuh lagi seperti sebelumnya. Bunga selalu menghormati teman-temannya. Kini dia tahu bahwa setiap bagian pohon mawar memiliki tugas dan peranan yang sama pentingnya. Semua bagian saling membutuhkan. [Selesai]
Depok, 9 Agustus 2020
Catatan:Â Cerita Anak ini terinspirasi dari drama sekolah yang pernah saya mainkan saat duduk di kelas 3 SD. Sekilas terlintas nama Bapak Edi Susanto (Guru Kelas 3) yang melatih dan menyutradarai drama dan teringatnya saat itu saya memerankan tokoh Daun.Â