Mohon tunggu...
Dwi Indah Fatmawati
Dwi Indah Fatmawati Mohon Tunggu... Guru - just me

Just an ordinary human

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Picko dan Pangeran Ikan

6 Mei 2024   06:50 Diperbarui: 6 Mei 2024   06:56 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Picko adalah seorang lelaki miskin yang tinggal di sebuah desa kecil di pinggir hutan. Setiap hari Picko pergi ke hutan untuk mencari berbagai buah dan sayur liar yang banyak tumbuh di hutan. Picko sangat menyayangi hewan, dia banyak bersahabat dengan hewan-hewan yang pernah ia jumpai di hutan. 

Di rumah, Picko juga memelihara banyak hewan. Ayam, kucing, kelinci, burung, kambing, dan berbagai hewan lainnya. Meskipun miskin, Picko selalu merawat dan memberi makan hewan-hewan yang ia pelihara dengan baik. Para hewan pun saying dengan Picko.

Pada suatu pagi, seperti biasa Picko pergi ke hutan. Ia membawa sebuah karung dan sabit. Ia akan menggambil buah dan mencari rumput untuk kambingnya di hutan. Suasana hutan tidak seperti biasanya, tak terdengar satu suara pun, bahkan suara erikan jangkrik pun tak ada. Picko merasa sedikit aneh tapi ia tidak menghiraukannya.

Picko terus berjalan memasuki hutan melalui jalan setapak yang biasa ia lalui. Setelah melewati bongkah batu besar, suasana semakin aneh. Penduduk desa menamai batu tersebut dengan nama "Batu Legam" karena batu tersebut berwarna hitam pekat dan memiliki aura yang menakutkan. Jarang sekali ada penduduk yang berani melewatinya. Tetapi Picko sudah terbiasa karena selama ini dia tidak pernah mengalami sesuatu yang aneh saat melalui jalan tersebut. Picko bergegas melewati Batu Legam agar tidak kesiangan.

Picko sampai ke padang rumbut dimana dia memcari rumput untuk kambingnya. Padang rumput itu dekat dengan sebuah danau. Danau tersebut memiliki air yang jernih dan ada banyak ikan mas di dalam danau tersebut. Ketika sedang mencari rumput, tiba-tiba Picko merasa sangat lelah. Picko beristirahat dan merebahkan badannya di bawah pohon yang berada di pinggir danau.

Suasana yang sepi serta semilir angin mengantarkan Picko ke alam mimpi. Picko tertidur sangat nyenyak, dia tidak menyadari ada sesuatu yang terjadi di sekelilingnya. Air di danau mulai bergolak dan membentuk pusaran air. Semakin lama, pusaran air semakin besar dan naik ke permukaan. Suara dua benda yang terbuat dari besi saling beradu terdengar semakin nyaring, dan tiba-tiba "bluuuppppppp......." Dari dalam pusaran air muncul dua orang pemuda rupawan yang sedang beradu pedang.

Pemuda berambut merah dengan pedang besar nan tajam tampak berkilau terkena sinar matahari. Satu lagi pemuda berambut pirang dengan ujung pedang yang runcing. Keduanya terus saling menyerang dan mengayunkan pedang kepada satu sama lain.  Keduanya semakin naik ke atas permukaan air hingga seluruh tubuh mereka terlihat.

Bagian bawah tubuh keduanya tidak tampak seperti manusia. Setengah tubuh mereka berbentuk seperti ikan lengkap dengan ekor dan sirip untuk berenang. Setelah pergumulan yang ketat akhirnya salah satu dari makhluk itu terlempar ke darat dan terluka sangat parah. Dia terlempar tepat di bawah kaki Picko. Melihat lawannya sudah jatuh dan tak bergerak, si rambut merah Kembali masuk ke dalam air.

Picko yang terkena percikan air dan merasa ada sesuatu yang basah di kakinya akhirnya terbangun. Dia melihat sekeliling dan melihat ada seseorang di bawah kakinya. Picko mendekati si rambut kuning dan betapa kagetnya Picko, tubuh si rambut kuning penuh dengan luka dan darah.

Picko mengambil beberapa rumput obat untuk menutup dan menghentikan darah dari Si Rambut Kuning. Bagian bawah tubuh Si rambut Kuning telah berubah menjadi sepasang kaki manusia ketika dia menyentuh tanah, sehingga Picko mengira bahwa makhluk yang di depannya adalah manusia seperti dirinya.

Setelah lama menunggu, Si Rambut Kuning masih saja belum menunjukkan tanda-tanda akan bangun. Picko akhirnya memutuskan untuk menggendong si pemuda berambut kuning dan membawanya pulang.

Berhari-hari si pemuda telah berada di rumah Picko, tetapi belum juga dia bangun atau sekedar membuka mata. Picko merawat si pemuda dengan telaten. Setiap hari dia mengoleskan obat dari ramuan daun-daun yang dulu diajarkan oleh kakeknya.

Ketika Picko sedang memberi makan ayam, Picko mendengar suara erangan dari dalam rumah. Picko bergegas masuk dan mendapati pemuda berambut kuning telah bangun dan berusaha duduk. Picko segera datang membantu.

"Dimanakah aku ?" pemuda berambut kuning bertanya. "Ini di rumahku, namaku Picko. Aku menemukanmu terbaring penuh luka di dekat danau beberapa hari kemarin." Picko menjelaskan ke pemuda itu. Pemuda tersebut terdiam seolah mengingat-ingat sesuatu, kemudian membuka suara, "Terima kasih kak Picko, namaku Fortz. Terima kasih telah menolongku." Picko kemudian menyiapkan makanan untuk Fortz, Fortz pasti lapar karena dia telah tertidur berhari-hari.

"Makanlah.....Kau tentu lapar, tapi maaf aku hanya mempunyai sayur dan buah liar yang kuambil dari hutan." Picko menyuruh Fortz untuk makan. Fortz menyantap makanan yang disediakan oleh Picko dengan lahap. Dia memang bukan tipe orang yang memilih-milih makanan.

Kondisi badan Fortz masih lemah, dia hanya mampu berbaring dan duduk sebentar untuk makan. Luka-luka di tubuhnya mulai mengering berkat ramuan yang diberikan Picko. Picko merasa senang dengan kehadiran Fortz, dia tidak kesepian lagi. Selama ini penduduk desa menganggap Picko sebagai orang yang aneh. Tidak ada yang mau bergaul dengan Picko.

Pagi hari menjelang, kokok ayam jago membangunkan Picko dan Fortz. Picko bergegas ke dapur dan menyiapkan air untuk Fortz. Fortz merasa tenaganya telah cukup pulih. Dia kemudian bangun dan mengekori Picko pergi ke dapur.

Fortz dan Picko pun memberi makan berbagai hewan ternak piaraan Picko. Fortz kagum dengan ketelatenan Picko merawat berbagai hewan tersebut. Ketika mereka berdua tengah asyik, datanglah seorang tua dengan tongkat kayu Panjang yang sedikit menakutkan. "Paman Turto..." Teriak Fortz kegirangan. Orang tua yang dipanggil paman Turto pun tersenyum penuh hormat kepada Fortz. "Salam pangeran....." Paman Turto membungkuk di hadapan Fortz. Picko yang melihat kejadian ini terlihat kaget dan takjub. Dia sama sekali tidak menyangk bahwa orang yang selama ini tinggal di rumahnya adalah seorang pangeran.

Paman Turto, Fortz dan Picko kemudian masuk dan berbincang-bincang di dalam rumah. Picko menyiapkan the untuk Paman Turto. Mereka berdua berbicara banyak hal yang tidak dimengerti oleh Picko.

"Tuan Muda Todd telah mendapat hukuman penjara seumur hidup, Pangeran harus segera Kembali ke istana untuk penobatan." Paman Turto mengajak Frotz untuk Kembali ke istana. Todd adalah pemuda berambut merah yang telah berduel dengan Frotz. Todd adalah putra dari permaisuri yang telah dinikahi ayahnya beberapa tahun silam setelah kematian ibunda Frotz. Frotz menganggap Todd adalah saudaranya, tapi ternyata Todd dan ibunya mempunyai niat jahat untuk menguasai istana dan merebut tahta milik Frotz, sang putera mahkota.

Siang itu Todd menyerang Frotz habis-habisan dan berusaha membunuh Frotz. Beruntunglah waktu itu Picko menemukan dan menolong Frotz yang sudah hampir mati. Frotz menghela nafas dalam. Sebenarnya Fortz menyayangi Todd, tapi pengkhiatan yang dilakukan Todd sudah melampaui batas.

Frotz membisikkan sesuatu kepada paman Turto. Paman Turto mengangguk-angguk tanda setuju. "Tuan Picko, anda sangat berjasa karena telah menolong dan membantu pangeran kami. Besok, kami akan Kembali ke istana, dan Pageran Frotz ingin mengajak anda..." Paman Turto berkata kepada Picko. Picko mengiyakan ajakan keduanya.

Mereka bertiga telah siap untuk Kembali ke istana. Paman Turto memimpin di depan dengan tongkat kayunya yang menyeramkan. Orang yang berpapasan dengannnya pasti akan ciut melihat tongkat dan wajah tegas paman Turto. Setelah melewati "Batu Legam", sampailah mereka ke danau. Air danau terlihat tenang, tapi tiba-tiba muncul riak dari dalam air dan muncullah perahu entah darimana asalnya.

Mereka bertiga bergegas naik dan tiba-tiba perahu telah berada di dalam air. "Sungguh pemandangan yang menakjubkan..." Picko membatin. Berkali-kali dia mengusap matanya dan tidak percaya jika dirinya sedang berada di dalam air. Picko memang tidak dapat berenang, jadi Ketika berada di dalam air secara Ajaib, dia merasa sangat senang.

Kedatangan Fortz disambut dengan meriah. Semua penduduk menunggunya di tepi jalan, mereka melambaikan tangan Ketika rombongan Frotz dan Picko lewat. Sang Maharaja yang tidak lain adalah ayah Fortz telah menanti. Raja berterima kasih kepada Picko karena telah menolong dan merawat Fortz. Picko menjadi warga negara istimewa dari Kerajaan Fortz. Picko adalah manusia pertama yang dating ke negeri bawah air dan dia mendapat keistimewaan boleh berkunjung kapan pun diam mau.

Fortz masih ingin Picko tinggal lebih lama, tapi Picko teringat dengan hewan-hewan peliharaannya. Fortz hanya bisa mengantar Picko sampai ke pinggir danau karena Fortz harus mulai membantu ayahnhya menjalankan kerajaan. Fortz memberikan hadiah untuk Picko. Sebentuk kerang emas yang sangat besar. Fortz menyuruh Picko menjualnya agar dia dapat hidup layak.

Picko hanya mengangguk saja. Memang selama ini Picko hidup sangat sederhana, tapi dia merasa bersyukur dan tidak merasa kekurangan apapun. Picko memilih menyimpan kerang emas sebagai kenang-kenangan dari sahabatnya, sang putra mahkota Frotz.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun