Mohon tunggu...
Dwi Indah Fatmawati
Dwi Indah Fatmawati Mohon Tunggu... Guru - just me

Just an ordinary human

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Picko dan Pangeran Ikan

6 Mei 2024   06:50 Diperbarui: 6 Mei 2024   06:56 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berhari-hari si pemuda telah berada di rumah Picko, tetapi belum juga dia bangun atau sekedar membuka mata. Picko merawat si pemuda dengan telaten. Setiap hari dia mengoleskan obat dari ramuan daun-daun yang dulu diajarkan oleh kakeknya.

Ketika Picko sedang memberi makan ayam, Picko mendengar suara erangan dari dalam rumah. Picko bergegas masuk dan mendapati pemuda berambut kuning telah bangun dan berusaha duduk. Picko segera datang membantu.

"Dimanakah aku ?" pemuda berambut kuning bertanya. "Ini di rumahku, namaku Picko. Aku menemukanmu terbaring penuh luka di dekat danau beberapa hari kemarin." Picko menjelaskan ke pemuda itu. Pemuda tersebut terdiam seolah mengingat-ingat sesuatu, kemudian membuka suara, "Terima kasih kak Picko, namaku Fortz. Terima kasih telah menolongku." Picko kemudian menyiapkan makanan untuk Fortz, Fortz pasti lapar karena dia telah tertidur berhari-hari.

"Makanlah.....Kau tentu lapar, tapi maaf aku hanya mempunyai sayur dan buah liar yang kuambil dari hutan." Picko menyuruh Fortz untuk makan. Fortz menyantap makanan yang disediakan oleh Picko dengan lahap. Dia memang bukan tipe orang yang memilih-milih makanan.

Kondisi badan Fortz masih lemah, dia hanya mampu berbaring dan duduk sebentar untuk makan. Luka-luka di tubuhnya mulai mengering berkat ramuan yang diberikan Picko. Picko merasa senang dengan kehadiran Fortz, dia tidak kesepian lagi. Selama ini penduduk desa menganggap Picko sebagai orang yang aneh. Tidak ada yang mau bergaul dengan Picko.

Pagi hari menjelang, kokok ayam jago membangunkan Picko dan Fortz. Picko bergegas ke dapur dan menyiapkan air untuk Fortz. Fortz merasa tenaganya telah cukup pulih. Dia kemudian bangun dan mengekori Picko pergi ke dapur.

Fortz dan Picko pun memberi makan berbagai hewan ternak piaraan Picko. Fortz kagum dengan ketelatenan Picko merawat berbagai hewan tersebut. Ketika mereka berdua tengah asyik, datanglah seorang tua dengan tongkat kayu Panjang yang sedikit menakutkan. "Paman Turto..." Teriak Fortz kegirangan. Orang tua yang dipanggil paman Turto pun tersenyum penuh hormat kepada Fortz. "Salam pangeran....." Paman Turto membungkuk di hadapan Fortz. Picko yang melihat kejadian ini terlihat kaget dan takjub. Dia sama sekali tidak menyangk bahwa orang yang selama ini tinggal di rumahnya adalah seorang pangeran.

Paman Turto, Fortz dan Picko kemudian masuk dan berbincang-bincang di dalam rumah. Picko menyiapkan the untuk Paman Turto. Mereka berdua berbicara banyak hal yang tidak dimengerti oleh Picko.

"Tuan Muda Todd telah mendapat hukuman penjara seumur hidup, Pangeran harus segera Kembali ke istana untuk penobatan." Paman Turto mengajak Frotz untuk Kembali ke istana. Todd adalah pemuda berambut merah yang telah berduel dengan Frotz. Todd adalah putra dari permaisuri yang telah dinikahi ayahnya beberapa tahun silam setelah kematian ibunda Frotz. Frotz menganggap Todd adalah saudaranya, tapi ternyata Todd dan ibunya mempunyai niat jahat untuk menguasai istana dan merebut tahta milik Frotz, sang putera mahkota.

Siang itu Todd menyerang Frotz habis-habisan dan berusaha membunuh Frotz. Beruntunglah waktu itu Picko menemukan dan menolong Frotz yang sudah hampir mati. Frotz menghela nafas dalam. Sebenarnya Fortz menyayangi Todd, tapi pengkhiatan yang dilakukan Todd sudah melampaui batas.

Frotz membisikkan sesuatu kepada paman Turto. Paman Turto mengangguk-angguk tanda setuju. "Tuan Picko, anda sangat berjasa karena telah menolong dan membantu pangeran kami. Besok, kami akan Kembali ke istana, dan Pageran Frotz ingin mengajak anda..." Paman Turto berkata kepada Picko. Picko mengiyakan ajakan keduanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun