"Kulihat kalian semakin intens berkomunikasi lewat WA."
"Kami hanya membahas masalah kajian, Mas. Kau tahu beliau adalah penceramah di masjid kampung dan aku panitia pengajian disana bersama ibu-ibu yang lain."
"Apa aku berhenti saja jadi panitia, Mas. Kalau kau cemburu."
"Tidak usah dek, mungkin aku yang salah." ujar suami Farah.
Sudah 6 bulan ustadz Abbas menjadi penceramah di masjid kampung Farah. Memang tidak dapat dipungkiri, setelah beberapa bulan berinteraksi dalam suatu pengajian, benih-benih cinta itu mulai bersemi. Farah pun mulai ada rasa dengan ustadz muda lulusan Mesir itu. Dan tampaknya Farah tak bertepuk sebelah tangan. Ustadz Abbas juga memberikan perhatian yang agak berlebihan kepada Farah daripada pada ibu-ibu panitia yang lain.
Setelah menyelesaikan doanya, Farah bersimpuh di hadapan suaminya. Sambil menangis dia meminta maaf pada suaminya. Ia mengaku bersalah dan akan memperbaiki semuanya. Dia berjanji untuk lebih menjaga hati suaminya. Dia ingin seperti Muti'ah, istri shalihat yang taat dan selalu mengharap ridho suaminya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H