Mohon tunggu...
Dwi LestariLukviana
Dwi LestariLukviana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Life Goes On

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Perempuan dalam Meningkatkan Perekonomian Keluarga Melalui Bisnis Makanan

6 Februari 2022   20:00 Diperbarui: 6 Februari 2022   20:05 358
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika peneliti melontarkan pertanyaan jika Ia diberi pilihan apakah ingin menjadi Ibu Rumah Tangga penuh waktu atau tetap berwirausaha, Ia menjawab kedua pilihan itu menempatkan perempuan memiliki peran pada keduanya, dalam kata lain itu adalah peran seorang Ibu, jadi kalau disuruh memilih IRT atau berwirausaha Prita memilih keduanya.

Informan kedua memiliki kriteria lain, dimana Ia adalah seorang perempuan berwirausaha yang juga memiliki suami berwirausaha. Jannah, berumur 32 tahun, memiliki 3 orang anak, dua anak laki-laki di bangku SD dan 1 anak perempuan berumur kira-kira 2 tahun. 

Jannah memulai berjualan bubur sumsum sejak 9 tahun yang lalu, dia memutuskan untuk berjualan karena ingin membantu meringankan beban suami dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mewujudkan apa yang di inginkan anak-anak. Ia tidak sepenuhnya 9 tahun berwirausaha, Ia berhenti sementara saat melahirkan. 

Menurut Jannah Ia mengalami kesulitas saat ingin membeli bahan pokok seperti beras, lauk, dan lain sebagainya. Ia kerap kali harus sangat berhemat untuk memenuhi kebutuhan pokok. Ia menilai setelah Ia berwirausaha kehidupan Jannah lebih baik dari sebelumnya. Ia dapat hidup berkecukupan, dapat menyekolahkan anak tanpa kesulitan, dapat membeli kendaraan roda dua, serta satu persatu keinginan Jannah dan keluarga mulai tercapai.

Perjalanan Ia berwirausaha juga tidak semudah yang Ia bayangkan. Ia mengalami kesulitan saat berjualan bubur sum-sum yaitu dia harus bangun lebih pagi untuk membuat bubur, lalu berkeliling ke daerah-daerah yang jaraknya cukup jauh dari rumah, Ia juga harus meninggalkan anak saat masih pagi buta.

Ketika ia berjualan, Ia berbagi peran dengan suaminya, suaminya akan mengasuh ketiga anaknya hingga Jannah selesai berjualan. Setelah itu mereka bergantian, giliran suaminya yang berjualan bakso keliling. Menurut Jannah berwirausaha sendiri itu sangat penting karena jika ingin membeli sesuatu tidak harus meminta suami. 

Jika dia berhadapan dengan pilihan untuk menjadi IRT atau tetap berwirausaha Ia memilih untuk tetap berwirausaha, karena dengannya Ia dapat menghasilkan uang sehingga sewaktu-waktu anak minta jajan atau Ia membutuhkan uang Ia memiliki uang sendiri. Menurutnya IRT hanya mengandalkan uang bulanan dari suami, jika terjadi apa-apa dia tidak memiliki uang sendiri.

Informan ketiga peneliti adalah seorang perempuan berumah tangga, berumur 31 tahun dan telah memiliki 2 orang anak, seorang anak perempuan sekolah di SMP dan seorang anak laki-laki duduk di bangku SD. Namanya Syarifah, penjual mie ayam yang mangkal di teras rumah. Ia memiliki suami yang tidak bekerja / berwirausaha. 

Syarifah merupakan tulang punggung di keluarganya. Ia mulai berjualan mie ayam selama kurang lebih 5 tahun. Syarifah memutuskan untuk berjualan mie ayam karena saat itu perekonomian keluarga Syarifah sangat sulit. Keluarganya memiliki hutang di beberapa bank swasta. 

Hampir setiap hari selalu saja ada orang yang menagih hutang. Keputusannya berjualan ternyata merupakan keputusan yang tepat. Karena masakannya yang sangat enak dan gurih membuat mie ayamnya sangat disukai oleh masyarakat, bahkan hingga masyarakat luar desa. 

Syarifah menilai semenjak Ia berjualan perekonomiannya mulai lebihh baikk, Ia dapat memenuhi kebutuhan keluarga. Dan hal penting lainnya adalah Ia mampu mencicil hutang sedikit demi sedikit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun