Jika ada pertanyaan : "maukah jadi relawan?" Jawab saya jika harus terjun ke lapangan untuk meninggalkan keluarga berhari-hari dan berada langsung di tengah wilayah bencana tentulah "saya tidak mau dan tidak mampu.'' Saya bisa mengukur diri sendiri, tak ada kemampuan apapun yang saya miliki untuk bisa membantu di lapangan.Â
Saya cukup tahu diri, bahwa relawan yang tak dibekali kemampuan Search and Rescue, minimal cara mempertahankan diri sendiri di tengah ganasnya alam pasti merepotkan relawan yang telah banyak makan asam garam pengalaman. Alih-alih membantu jangan-jangan saya malah menjadi beban.
Jika ditelaah kembali, setidaknya syarat utama menjadi relawan itu ada tiga:
- Ikhlas
Namanya relawan tentu "bekerja" menolong sesama tidak butuh dipuji. Harus ikhlas jika tidak ada gaji dan komisi. Niatnya karena Lillahi tala, panggilan kemanusiaan dan niat membantu sesama karena perintah Tuhannya
- Memiliki kemampuan dasar survival, Search & Rescue
Relawan di daerah bencana harus paham situasi dan bagaimana mengenal tanda bahaya dari alam. Harus mampu mengendalikan diri. Di tengah penyelamatan korban banjir bandang misalnya, harus mampu berenang, bisa bertahan di tengah arus yang deras.Â
Relawan di musibah erupsi, harus bisa membaca situasi, gundukan abu di berbagai lokasi bisa saja menyimpan bara di dalamnya. Tanpa kemampuan membaca pertanda alam dan kemampuan penyelamatan kehadiran seseorang yang mengaku relawan bisa semakin merepotkan atau malah bisa menjadi korban
- Memiliki sumber finansial yang pasti
Terutama bagi relawan/ lelaki yang telah berkeluarga, sebaiknya ketika memutuskan menjadi relawan dan harus meninggalkan keluarga selama berhari-hari, ia telah memiliki cadangan nafkah bagi keluarga di rumah.Â
Sebab kewajiban utama seseorang yang telah berkeluarga adalah melindungi dan menafkahi keluarganya. Rasanya tak adil jika berjibaku menolong orang di daerah bencana atas nama kasih sayang terhadap sesama dan kemanusiaan, tetapi keluarganya kelaparan. Cadangan nafkah bisa dari tabungan relawan atau bantuan anggota keluarga yang lain.
Dan syarat lain yang tak kalah penting tentulah restu dari keluarga, orang tua maupun pasangan hidupnya.
Terjun langsung menjadi relawan selama berhari-hari apalagi berbulan-bulan? Duh rasanya tak sanggup. Sekelas manusia seperti saya baru bisa menjadi relawan di media sosial, misalnya dengan menulis dan memberitakan kabar baik. Atau relawan dadakan untuk membantu jalannya kegiatan amal dan keagamaan di majelis taklim dan masjid perumahan.Â
Serta mensupport dana sebagai donatur lembaga filantropi dan kemanusiaan lainnya semampu saya. Dan, sebagai sesama manusia hanya bisa turut mendoakan semoga panjang usia bagi orang-orang baik, panjang umur segala kebaikan. Semoga bagi mereka yang rela berbuat baik dengan membantu sesama selalu dianugerahi berbagai kemudahan.