Ijinkan kami belajar lebih banyak.Â
Relawan bukan orang yang nggak pernah menangis. Cuma mereka saja yang pandai sembunyikan air matanya. Percayalah, kadang ada saatnya mereka melow dan tak kuasa menahan air mata.Â
Relawan bukan orang yang tak punya rasa takut.Â
Dibalik seragam gagahnya, sekecil apapun tetap ada rasa takut saat hadapi resiko bahaya. Takut bukan berarti mundur atau menyerah.Â
Dan
Relawan bukan makhluk sempurna, ada kelebihan sekaligus kekurangan, punya kekuatan ada kelemahan, justru itulah kesempurnaan.
Bayu GawtamaÂ
Lalu saya terkenang berita beberapa bulan lalu, bertepatan dengan riuh rendahnya bencana erupsi Gunung Semeru. Ketika salah seorang relawan menjadi korban kecelakaan lalu lintas di tol panjang menuju perjalanan pulang ke Surabaya. Tak terbayang betapa pedih rasa kehilangan di hati keluarganya, istri yang baru beberapa bulan dinikahi, saat sosok yang berhari-hari meninggalkan keluarga demi panggilan kemanusiaan tiba-tiba pulang tanpa nama.
Membaca kembali tulisan Bang Bayu Gawtama, menerbitkan haru. Jadi relawan itu susah sungguh. Sesuai namanya : relawan -- maka pekerjaannya haruslah suka rela, tanpa ada gaji, komisi atau bonus berlimpah.Â
Jika ia terpanggil untuk menolong sesama di daerah bencana maka harus siap tidur beratap langit, beralas tanah atau matras sempit bersiap kehujanan dan diterpa angin malam apabila tak mendapat tempat bernaung di bawah tenda pengungsian. Belum lagi harus terbiasa dengan jatah makan yang sedikit, dan aroma korban bencana yang telah menjadi mayit.