Mohon tunggu...
deni varindra
deni varindra Mohon Tunggu... Jurnalis - Sosialis

PemRed surat kabar bali

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

G30S Gerakan Pimpinan PKI Keblinger

2 Oktober 2021   02:10 Diperbarui: 2 Oktober 2021   02:55 1143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Soekarno, percayakan pemulihan keamanan pada Soeharto

Oleh Aidit kedekatannya dengan Istana dimanfaatkan sebaik-baiknya. PKI pun menempatkan Letkol Untung sebagai Komandan Batalyon Cakra Birawa, Pasukan Pengawal Presiden.

Dibawah kepak sayap Sukarno, PKI menjadi partai papan atas, satu-satunya "musuh" dan saingan PKI hanyalah AD. Sehingga dengan alasan konfrontasi Malaysia PKI usulkan untuk membentuk Angkatan Ke 5, Buruh Tani dipersenjatai.

Tentu ini mendapat penolakan dari AD, sehingga AD mendapat tudingan tidak loyal kepada Presiden.

Namun sayang kemudian kesehatan Sukarno mendadak jatuh. Bahkan tim kedokteran RRC yang dibawa oleh Aidit mendiagnosa umur Panglima besar revolusi ini sudah tidak lama lagi.

ini membuat Aidit berpikir. Jika Presiden meninggal maka kesempatan PKI untuk merebut kekuasaan. Namun halangannya adalah beberapa Jenderal pemegang komando yqng jelas-jelas anti komunis. Terlebih Jenderal Yani dan Jenderal Nasution. 

Untuk dapat menguasai AD maka jenderal-jenderal anti komunis harus disingkirkan untuk kemudian digantikan dengan jenderal pro komunis.

Maka mulailah dihembuskan isu Dewan Jenderal dengan tujuan :

1. Menambah kecurigaan Sukarno pada AD sehingga Bung Karno meragukan loyalitas pimpinam AD.

2. Membakar semangat CC PKI untuk mendahului gerakan sebelum Dewan Jenderal yangbduluqn melakukan Kudeta.

Rencana ini berhasil, dalam Rapat CC PKI disepakati membentuk biro khusus dibawah komando Aidit dengan perncanaan penculikan Dewan Jenderal. Komandan operasional dipilih Letkol Untung, dengan tujuan agar semakin memperjelas adanya gesekan dalam tubuh AD dan posisi Letkol Untung sebagai Paspampres dianggap sangat wajar menjalankan operasi dalam rangka melindungi Presiden.

Maka terjadilah peristiwa penculikan dan pembantaian para jenderal dan perwira AD. Untung dalam siaran radionya menyampaikan bahwa Presiden aman dalam lindungan Gerakan 30 September (G30S). Jenderal Suparjo pun pagi-pagi berusaha menjemput Presiden di Istana, namun Presiden tidak berada di Istana melainkan sudah bergabung di PAU Halim bersama Laksamana Oemar Dani. Suparjo pun menyusul ke sana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun