Mohon tunggu...
Duy Nurdiansyah
Duy Nurdiansyah Mohon Tunggu... Pegiat Media Sosial -

"Terus bergerak & berusaha dengan penuh tawakal kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hidup adalah perjuangan dan doa"

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Korelasi Positif Reklamasi dan Kemajuan Ekonomi Negara

29 Juni 2018   15:03 Diperbarui: 29 Juni 2018   15:17 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(kolase, dari berbagai sumer)

Sejak 1961, total sekitar 5.400 hektar lahan baru telah direklamasi di Singapura. Pada tahun 1991 sekitar 10% dari permukaan tanahnya akan merupakan tanah reklamasi. Pemerintah masih berencana untuk meningkatkan luas lahan Singapura sebesar 15% lebih besar. Luas permukaan total Singapura mencapai 626 km persegi pada tahun 1989. Dengan reklamasi yang masih berlanjut, total luas Singapura akan menjadi sekitar 25% lebih besar daripada pada tahun 1967.

Langkah intensif Singapura  melakukan reklamasi yang terus mendorong perkembangan industri dan pertumbuhan ekonomi, membuat Singapura dijuluki sebagai "Investment Paradise" dan juga "the Switzerland of South East Asia". Alasannya, Singapura saat itu telah mencapai tingkat kesejahteraan tertinggi di Asia.

Glaser dan Walsh menyebut, terdapat korelasi positif yang tinggi, pada tingkat signifikansi 99%, yang mangaitkan antara perdagangan dan ukuran populasi di satu sisi dengan area yang direklamasi di sisi lain. Selama waktu ini, Bank Dunia pun menyebut Singapura sebagai salah satu lahan penuh harapan. Di tahun 1991, Singapura menempati peringkat lima pusat komersial terkemuka di dunia.

*Penulis adalah aktivis sosial dan pemerhati lingkungan dari Komunitas Pemerhati Pembangunan Kota (KP2K).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun