Yang dilupakan adalah walaupun permasalahan lingkungan sering kali tidak berdampak langsung, namun dampak yang dihasilkan adalah masif dan bersifat sulit untuk ditanggulangi jika sudah terjadi. Serta yang dilupakan adalah sulitnya untuk mengembalikan lingkungan seperti kondisi semula.Â
Kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan untuk memperbaiki kerusakan lingkungan juga dinilai tidak berjalan dengan baik. Sebagai contoh, Indonesia pada tahun 2009 telah berkomitmen untuk menurunkan emisi Gas Rumah Kaca hingga tahun 2030. Yang terjadi adalah kebalikan dari komitmen tersebut dikarenakan tingkat emisi Gas Rumah Kaca bukannya turun namun terus naik dari tahun ke tahun.
Jadi, sebenarnya bagaimana cara terbaik untuk memperjuangkan lingkungan melalui politik? Dengan sistem politik Indonesia yang sudah kacau, perlu ada sebuah reformasi politik terutama terkait hal-hal yang membahas lingkungan. Para elit politik perlu lepas dari jeratan pemodal-pemodal yang menyetir mereka untuk membaut kebijakan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. Masyarakat juga perlu menyadari bahaya laten mengenai kerusakan lingkungan di Indonesia.Â
Jika ditanya bagaimana caranya, saya rasa yang perlu dilakukan oleh pemerintah adalah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia agar masyarakat tidak lagi cemas kepada aspek ekonomi maupun sosial. Dengan kecemasan yang sudah hilang, masyarakat akan menyadari bahwa kerusakan lingkungan merupakan hal yang perlu diperhatikan.
Terakhir, yang perlu disadari adalah keterkaitan antar manusia dan lingkungan. Perlunya kesadaran atas sebuah pertanyaan berupa tanpa lingkungan, manusia tidak bisa apa-apa kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H