Teknik Ecoprint yang dikenal ada 2, yaitu steam dan pounding. Untuk steam, kain akan mengalami proses kukus. Sedangkan pada workshop kali ini kita memakai teknik pounding menggunakan palu kayu yang lumayan sekali untuk melatih otot biceps dan triceps kita.
Yang perlu disiapkan untuk membuat kain Ecoprint adalah air tawas, daun/bunga dan kain yang ingin dicetak serta pewarnaan alami yang kita inginkan.
Tawas yang selama ini dikenal sebagai penjernih air, pada Ecoprint berfungsi sebagai mordanting atau membuka serat kain agar mudah menyerap warna alam dari daun atau bunga. Atau juga bisa berfungsi sebagai pemfiksasi warna pada kain yang sudah dicetak.
Daun atau bunga yang dipilih juga tergantung selera kita. Bisa kita memanfaatkan daun atau bunga yang ada di sekitar kita.
Setelah daun direndam dalam air tawas, dilap dengan kain kering, daun bisa diaplikasikan pada kain untuk kemudian dilakukan pounding. Teknik pounding ini ibarat mencetak motif daun pada kain. Palu dipukul-pukulkan pada daun yang telah diletakkan di atas kain dan kemudian ditutup dengan plastik.
Teknik memukul dimulai dari pinggir daun kemudian mengikuti alur batang daun. Setelah didapatkan motif yang diinginkan, kain direndam dalam air tawas untuk kemudian dilakukan pengeringan.
Selain air tawas, pewarnaan alami bisa kita dapatkan pada kayu Tegger untuk mendapatkan warna kuning, kayu tinggi untuk mendapatkan warna coklat bata.
Penggunaan jambal untuk mendapatkan warna coklat kemerah, secang untuk warna merah, jolawe untuk warna hijau, akar mengkudu untuk warna kecoklatan, bahkan kulit manggis juga bisa digunakan untuk mendapatkan warna ungu dan daun jati untuk warna merah maroon.