Mohon tunggu...
Suryadi
Suryadi Mohon Tunggu... Guru - Guru Informatika

Berbagi ilmu mulia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

16 Februari 2024   19:09 Diperbarui: 16 Februari 2024   19:14 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”

(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best)

~Bob Talbert~

Dalam proses mendampingi murid dalam belajar, Menanamkan nilai-nilai moral dan karakter itu lebih utama selain juga berproses dalam mengajarkan pengetahuan dan keterampilan.

Nilai pendidikan moral dan karakter akan menuntun murid menjadi lebih baik.

Kutipan di atas mengandung pesan bahwa  penting untuk mengajarkan anak-anak keterampilan dasar seperti menghitung dan berbagai kompetensi akademis lainnya. Namun  ada  hal yang lebih penting adalah mengajarkan mereka nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang lebih tinggi atau yang dianggap terbaik dalam kehidupan. Seperti  mengajarkan ilmu  pengetahuan dan keterampilan teknis harus mencakup juga  pembentukan karakter dan pengembangan etika. Artinya, selain belajar untuk menghitung dan memiliki keterampilan akademis, anak-anak juga harus diajarkan tentang moral, nilai-nilai seperti kejujuran, integritas, empati, tanggung jawab, dan kualitas-kualitas lainnya yang dianggap sebagai hal yang paling berharga dalam kehidupan. Pesan ini mengingatkan kita untuk fokus pada pendidikan yang holistik yang mencakup aspek intelektual dan moral agar anak-anak dapat menjadi individu yang baik dan berkontribusi positif dalam masyarakat.

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?

Keputusan yang di ambil yang terbaik tentunya berdampak baik pula bagi lingkungan sekitar, seyogyanya dalam mengambil keputusan perlu mempertimbangkan banyak hal dan melalui prinsip dan langkah yang tepat.

Terdapat tiga prinsip yang kita anut dalam pengambilan keputusan yaitu berpikir berbasis Hasil Akhir, berpikir berbasis Peraturan dan berpikir berbasis Rasa Peduli. Penggunaan prinsip-prinsip tersebut dalam pengambilan keputusan disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi. Namun demikian, apapun prinsip yang digunakan haruslah bersumber dari nilai-nilai kebajikan universal yang berpihak pada murid dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga nantinya keputusan yang diambil akan memberikan dampak yang positif bagi lingkungan kita.

Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?

Hal yang saya lakukan menciptakan suasana yang nyaman, memberi kesempatan kepada murid ikut andil dalam proses pengambilan keputusan,mengedepankan pada norma dan aturan dan tak lupa hati boleh mengiringi, agar jika memutuskan suatu keputusan yang dilema akan membuat keputusan yang terbaik.

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.

Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.

~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~

Kutipan ini mengajarkan kita bagaimana kita menuntun murid-murid kita   berperilaku etis melalui pengambilan keputusan yang bersumber pada Nilai Kebajikan Universal, berpihak pada murid dan bertanggung jawab.

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangunkarsa, Tut Wuri handayani memiliki makna mendalam yang dapat kita jadikan landasan dalam setiap pengambilan keputusan, yaitu keputusan yang selalu berpihak kepada murid. Sebagai pemimpin dalam mengambil keputusan seharusnya:

  • Sebagai pengambil keputusan mampu Memberikan teladan dan contoh akan keputusan yang diambil  (Ing Ngarso Sung Tulodo).
  • Mampu memberdayakan dan membangun kerukunan, menyemangati, membuat orang lain memiliki kekuatan demi memperbaiki kualitas diri mereka (Ing Madya Mangun Karsa)
  • Sebagai pengambil keputusan juga tentunya mampu mempengaruhi dan mendorong semangat meningkatkan kualits agara selalu menjadi lebih baik(Tut Wuri Handayani)

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Guru sebagai pendidik harus memiliki nilai-nilai positif yang mampu menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid seperti mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif, serta berpihak pada murid dan ditambah lagi Hati boleh mangiringinya. Nilai-nilai tersebut akan mempengaruhi dalam pengambilan keputusan sesuai dengan situasi yang dihadapi dengan mempertimbangkan 3 prinsip dalam pengambilan keputusan.Ini menjadikan seorang pemimpin dalam mengambil sebuah keputusan menjadi keputusan yang bisa diterima banyak pihak.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Dalam materi pengambilan keputusan yang dipelajari memiliki hubungan erat dengan kegiatan coaching (bimbingan) pada modul sebelumnya. Pada proses coaching kita membentu coachee dalam menentukan atau mengambila keputusan sedangkan pada modul ini kita merefleksikan apakah keputusan yang kita ambil dapat dipertanggungjawabkan. Dan tentunya dalam pembelajaran pengambilan keputusan ini kita diberikan panduan tentang 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujiaan keputusan yang kita ambil. Ini menjadikan pengambil keputusan berupaya yang terbaik, cepat dan tepat.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Sosial emosional seseorang pasti menyertai dalam proses pengambilan keputusan dilema etika, karena ini Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri senidiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kasadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggungJawab.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Nilai-nilai yang dianut oleh seorang guru haruslah mampu menghadirkan perubahan yang lebih maju baru dirinya, peserta didik, warga sekolah, dan masyarakat luas pada umumunya. Guru dapat menanamkan nilai inovatif, kolaboratif, dan mandiri dalam dirinya untuk melahirkan sebuah kebijakan dan kebijaksanaan dalam membuat keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Melalui nilai-nilai tersebut seorang guru akan terbentuk menjadi pemimpin pembelajaran yang sesungguhnya atau orisiniltas pendididik yang memiliki jati diri yang mengedepankan moralitas dan etika. Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran dapat menggali berbagai nilai dan alternatif yang nantinya memberikan dampak positif bagi seluruh pemangku kepentingan, tidak aja pihak sekolah tetapi juga masyarakat yang terlibat dalam pembelajaran sekolah.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat tentunya harus dilakukan dengan berdasarkan pada fakta yang otentik, logis, objektif, dan memenuhi aspek keuntungan semua pihak yang terlibat dan dilibatkan. Sebelum sampai pada fase pembuatan keputusan, seorang pemimpin pembelajaran harus terlebih dahulu mendengarkan masukan atau pendapat semua pihak, mengajak mereka untuk mengungkapkan alasan-alasan mengapa suatu perbuatan itu dilakukan, dan keputusan yang bagaimana yang pantas untuk diambil demi kepentingan bersama. Berpijak pada aturan yang berlaku memang harus diprioritaskan, namun pengambilan keputusan yang tepat itu tidak selalu menggunakan pendekatan yuridis formal yang diberlakukan di sekolah yang memuat sejumlah sanksi bagi yang melanggar. Sedangkan dalam konteks etika, perbuatan tersebut dapat dibenarkan. Artinya di sini terjadi sebuah dilema etika. Bagi seorang pendidik atau pemimpin pembelajaran, penting sekali untuk mengedepankan pendekatan edukasi, kebijaksanaan, kejujuran dan seimbang dalam membuat sebuah keputusan. Sehingga keputusan tersebut akan mengikat para pihak secara psikologis tanpa perlu menekankan hukuman/sanksi. Dengan demikian keputusan tersebut akan memberikan dampak positif dalam lingkungan sekolah, dapat menciptakan suasana yang kondusif dan damai, serta pada akhirnya akan tercipta rasa aman dan melahirkan kenyamanan bagi seluruh warga sekolah, peserta didik, dan pihak lainnya.

 

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Pengambilan keputusan yang dilakukan berlandaskan atas tiga prinsip penyelesaian dilema, yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Pemilihan prinsip tersebut tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Meskipun setiap keputusan pasti ada risiko, pro dan kontra, namun hal ini menjadikan salah satu tantangan tersendiri. Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilema etika adalah perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun dengan mengikuti sembilan langkah pengambilan keputusan dapat mengurangi perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Setiap keputusan yang dibuat oleh seorang guru akan memberi pengaruh terhadap pengajaran murid-murid atau peserta didik. Pengaruh tersebut bisa positif dan dapat pula negatif. Namun yang lebih penting sebagai landasan dalam membuat keputusan harus mengasilkan kemungkinan semakin meningkatnya pengajaran yang memerdekakan murid. Peserta didik harus menjadi prioritas dari para pendidik agar mereka mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dari proses pembelajaran yang berpihak pada mereka. Keputusan pembelajaran yang tepat oleh seorang pendidik dilakukan berdasar pada potensi peserta didik yang berbeda-beda disebabkan adanya perbedaan bakat, minat, gaya belajar, dan mengenali karakteristik unik yang dimiliki.

 

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Guru adalah teladan para muridnya, apa yang dilakukan guru pasti akan membekas di fikiran para murid-muridnya, terutama keputusan-keputusan yang pernah di ambil oleh guru tersebut. Sebagai guru tentunya mengambil keputusan berdasarkan pada prinsip yang ada pada modul 3.1 ini untuk menghantarkan murid-murid Bahagia di masa depannya. Murid dapat mengambil pelajaran yang positif dan dapat menerapkannya kelak murid menjadi pemimpin masa depan.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang dapat saya ambil jika mengaitkan dengan materi sebelumnya yaitu pengambilan keputusan sebaiknya mengacu pada :
• Nilai kebajikan universal
• Bertanggung jawab
• Berpihak pada murid
• Berpedoman pada filosofi KHD dengan Patrap Trilokanya (Ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani)

 

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Saya cukup memahami materi pada modul ini, sehingga pada proses penerapannya sangat membantu saya dalam mengambil keputusan terkait dilemma etika. Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan bahwa ternyata dalam pengambilan sebuah keputusan dilemma etika bukan hanya didasarkan pada regulasi, aturan dan SOP yang ada, namun sangat diperlukan penentuan paradigma, prinsip, dan langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil sangat cepat dan tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak.

 

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, dalam pengambilan keputusan saya biasanya memanfaatkan prosedur pada umumnya, sesuai Aturan dan Regulasi yang berlaku di sekolah. Terdapat kasus dilemma etika diputuskan sesuai aturan yang ada. Setelah mempelajari modul ini, saya mencoba menerapkan analisa berdasarkan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan keputusan. Perbedaannya diantaranya pola ini menjadi pakem baru yang sangat rinci, hati – hati dan tidak terburu – buru dalam membuat sebuah keputusan. Selain itu, pihak yang terlibat menjadi merasa dihargai dan bisa memberi kontribusi sesuai tupoksinya masing – masing.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

  • Perubahan terbesar yang saya alami yaitu :
    Sebelumnya selalu memutuskan hanya berdasarkan aturan dan regulasi yang ada sekarang lebih Berhati – hati dalam bertindak dan mengambil keputusan terutama pada kasus dilemma etika.
  • Sebelumnya belum banyak melibatkan factor luar dan sekarang lebih banyak melibatkan unsur luar untuk menggali informasi
  • Sekarang lebih mengandalkan hati

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Sangat penting karena sebagai seorang individu maupun pemimpin kerena membuat saya berkembang menuju arah yang lebih baik dan  saya harus mampu mengambil sebuah keputusan terbaik secara cepat dan tepat dan bertanggung jawab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun