Mohon tunggu...
Suryadi
Suryadi Mohon Tunggu... Guru - Guru Informatika

Berbagi ilmu mulia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin

16 Februari 2024   19:09 Diperbarui: 16 Februari 2024   19:14 187
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Sosial emosional seseorang pasti menyertai dalam proses pengambilan keputusan dilema etika, karena ini Guru yang memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan memiliki kesadaran diri untuk memahami perasaan, emosi dan nilai diri senidiri, memiliki manajemen diri sehingga mampu mengelola emosi dan perilaku, memiliki kasadaran sosial sehingga mampu memahami sudut pandang dan dapat berempati dengan orang lain, memiliki keterampilan berelasi sehingga dapat berkomunikasi dengan lebih efektif, dan dapat mengambil keputusan yang bertanggungJawab.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Nilai-nilai yang dianut oleh seorang guru haruslah mampu menghadirkan perubahan yang lebih maju baru dirinya, peserta didik, warga sekolah, dan masyarakat luas pada umumunya. Guru dapat menanamkan nilai inovatif, kolaboratif, dan mandiri dalam dirinya untuk melahirkan sebuah kebijakan dan kebijaksanaan dalam membuat keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Melalui nilai-nilai tersebut seorang guru akan terbentuk menjadi pemimpin pembelajaran yang sesungguhnya atau orisiniltas pendididik yang memiliki jati diri yang mengedepankan moralitas dan etika. Dalam pengambilan keputusan seorang pemimpin pembelajaran dapat menggali berbagai nilai dan alternatif yang nantinya memberikan dampak positif bagi seluruh pemangku kepentingan, tidak aja pihak sekolah tetapi juga masyarakat yang terlibat dalam pembelajaran sekolah.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan yang tepat tentunya harus dilakukan dengan berdasarkan pada fakta yang otentik, logis, objektif, dan memenuhi aspek keuntungan semua pihak yang terlibat dan dilibatkan. Sebelum sampai pada fase pembuatan keputusan, seorang pemimpin pembelajaran harus terlebih dahulu mendengarkan masukan atau pendapat semua pihak, mengajak mereka untuk mengungkapkan alasan-alasan mengapa suatu perbuatan itu dilakukan, dan keputusan yang bagaimana yang pantas untuk diambil demi kepentingan bersama. Berpijak pada aturan yang berlaku memang harus diprioritaskan, namun pengambilan keputusan yang tepat itu tidak selalu menggunakan pendekatan yuridis formal yang diberlakukan di sekolah yang memuat sejumlah sanksi bagi yang melanggar. Sedangkan dalam konteks etika, perbuatan tersebut dapat dibenarkan. Artinya di sini terjadi sebuah dilema etika. Bagi seorang pendidik atau pemimpin pembelajaran, penting sekali untuk mengedepankan pendekatan edukasi, kebijaksanaan, kejujuran dan seimbang dalam membuat sebuah keputusan. Sehingga keputusan tersebut akan mengikat para pihak secara psikologis tanpa perlu menekankan hukuman/sanksi. Dengan demikian keputusan tersebut akan memberikan dampak positif dalam lingkungan sekolah, dapat menciptakan suasana yang kondusif dan damai, serta pada akhirnya akan tercipta rasa aman dan melahirkan kenyamanan bagi seluruh warga sekolah, peserta didik, dan pihak lainnya.

 

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Pengambilan keputusan yang dilakukan berlandaskan atas tiga prinsip penyelesaian dilema, yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking) ataukah Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). Pemilihan prinsip tersebut tentunya disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada. Meskipun setiap keputusan pasti ada risiko, pro dan kontra, namun hal ini menjadikan salah satu tantangan tersendiri. Tantangan yang saya hadapi dalam pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus yang sifatnya dilema etika adalah perasaan tidak enak yang timbul karena tidak dapat memuaskan semua pihak. Namun dengan mengikuti sembilan langkah pengambilan keputusan dapat mengurangi perasaan tidak nyaman dan keputusan yang saya ambil dapat diterima oleh semua pihak.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Setiap keputusan yang dibuat oleh seorang guru akan memberi pengaruh terhadap pengajaran murid-murid atau peserta didik. Pengaruh tersebut bisa positif dan dapat pula negatif. Namun yang lebih penting sebagai landasan dalam membuat keputusan harus mengasilkan kemungkinan semakin meningkatnya pengajaran yang memerdekakan murid. Peserta didik harus menjadi prioritas dari para pendidik agar mereka mendapatkan hasil belajar yang lebih baik dari proses pembelajaran yang berpihak pada mereka. Keputusan pembelajaran yang tepat oleh seorang pendidik dilakukan berdasar pada potensi peserta didik yang berbeda-beda disebabkan adanya perbedaan bakat, minat, gaya belajar, dan mengenali karakteristik unik yang dimiliki.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun