"Pras? Dia siapa kamu?"
      "Suami."
      "Haaah, suami?"
      "Iya, kenapa? Kaget yah?"
      "Nis, kamu sedang tidak sedang bercanda kan?" Ucapku sembari menatap dalam wajah Nisa dan memegang bahu kirinya.
      "Ya nggak lah.  Hidup di kota besar kayak gini, modalnya cukup keberanian aja Del, wajah cantik itu persoalan kedua." Ujar Nisa sembari terkekeh sambil mencolek pipiku.
      Aku menyandarkan bahu pada jok mobil,  mencoba mencubit pipi dan benar saja, aku tidak sedang bermimpi.
      "Del udahlah, nanti juga akan paham semuanya kok."
      "Nis, kita sebenarnya mau ke mana? Tanyaku mulai cemas.
      "Ikut aja Del.  Bentar lagi kita nyampai."
      "Nis, kamu tidak ngapa-ngapain aku kan? Aku aman bersamamu kan?