Dina selalu merasa tidak nyaman ketika harus berada di tempat-tempat yang baru dan tidak familiar. Ia adalah seorang yang pemalu dan lebih suka menghabiskan waktu sendiri daripada bersosialisasi dengan orang lain. Namun, ketika Riska, pacarnya Ichsan, mengajaknya untuk menghabiskan sore hingga malam di rumah tua yang terletak di pinggir kota, Dina tidak bisa menolak.
Riska adalah seorang yang berani dan tegas, sementara Ichsan adalah sosok orang yang pintar, gagah, dan tampan. Mereka berdua adalah pasangan yang populer di kalangan teman-teman mereka. Dina merasa beruntung bisa menjadi bagian dari kelompok mereka, meskipun ia sering merasa tidak nyaman dengan kehadirannya.
Saat mereka tiba di rumah tua, Dina langsung merasa tidak nyaman. Rumah itu terlihat sangat tua dan mengerikan, dengan jendela yang pecah dan pintu yang terbuka lebar. Namun, Riska dan Ichsan tampaknya tidak peduli dengan keadaan rumah tersebut. Mereka langsung memasuki rumah, diikuti oleh Sari, Lisa, Dedi, Yoga, dan Farhan, yang semuanya adalah teman-teman mereka.
Dina tidak bisa menolak untuk mengikuti mereka, meskipun ia merasa tidak nyaman. Mereka memasuki ruang tamu yang besar dan berdebu, dengan perabotan yang sudah tua dan rusak. Dina melihat sekeliling, mencari tahu apakah ada yang aneh di rumah tersebut.
Riska dan Ichsan mulai membicarakan rencana mereka untuk menghabiskan malam di rumah tersebut. Mereka berencana untuk membuat api unggun di halaman belakang dan berbagi cerita horor. Dina tidak terlalu suka dengan ide tersebut, tetapi ia tidak ingin mengecewakan teman-temannya.
Saat malam mulai turun, mereka memutuskan untuk membuat api unggun di halaman belakang. Dina duduk di sebelah Riska, mencoba untuk merasa lebih nyaman. Ichsan mulai bercerita tentang rumor yang beredar tentang rumah tersebut. Katanya, rumah itu pernah dihuni oleh seorang keluarga yang meninggal secara misterius.
Dina mulai merasa tidak nyaman, tetapi Riska dan Ichsan tampaknya tidak peduli. Mereka terus bercerita dan tertawa, sementara Dina mencoba untuk mengabaikan perasaannya. Namun, saat Ichsan mulai bercerita tentang penampakan yang pernah dilihat oleh tetangga rumah tersebut, Dina tidak bisa menahan diri lagi.
"Ichsan, jangan bercerita seperti itu," kata Dina, mencoba untuk menarik perhatian Ichsan.
Ichsan tertawa. "Ah, Dina, jangan takut. Ini hanya cerita horor biasa."
Tetapi Dina tidak bisa menenangkan dirinya. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres di rumah tersebut. Ia memutuskan untuk pergi ke dalam rumah untuk mencari kamar mandi. Riska mengikuti dia, mencoba untuk menenangkan dia.
Saat mereka berdua berjalan di koridor yang gelap, Dina mendengar suara aneh. Ia merasa seperti ada seseorang yang mengikuti mereka. Ia menarik tangan Riska, mencoba untuk memperingatkannya.