"Riska, aku mendengar suara," kata Dina, suaranya bergetar.
Riska menoleh kepadanya, tetapi tidak ada yang terlihat. "Mungkin itu hanya angin," kata Riska, mencoba untuk menenangkan Dina.
Tetapi Dina tidak bisa menenangkan dirinya. Ia merasa ada sesuatu yang tidak beres di rumah tersebut. Ia memutuskan untuk kembali ke ruang tamu, tetapi saat mereka berdua memasuki ruangan, mereka menemukan bahwa teman-teman mereka telah menghilang.
Dina merasa panik. Ia mencari teman-temannya, tetapi tidak ada yang terlihat. Ia memutuskan untuk mencari mereka, tetapi Riska menahannya.
"Dina, jangan pergi," kata Riska, suaranya bergetar.
Tetapi Dina tidak bisa menunggu. Ia memutuskan untuk mencari teman-temannya, meskipun ia merasa sangat takut. Ia berlari di koridor yang gelap, mencari tahu apakah ada yang terjadi pada teman-temannya.
Saat ia berlari, ia mendengar suara aneh lagi. Ia merasa seperti ada seseorang yang mengikuti dia. Ia memutuskan untuk kembali ke ruang tamu, tetapi saat ia memasuki ruangan, ia menemukan bahwa Riska telah menghilang juga.
Dina merasa sangat panik. Ia mencari Riska, tetapi tidak ada yang terlihat. Ia memutuskan untuk mencari bantuan, tetapi saat ia keluar dari rumah, ia menemukan bahwa pintu telah terkunci.
Dina terjebak di rumah tua yang mengerikan, sendirian dan takut. Ia tidak tahu apa yang terjadi pada teman-temannya, atau apa yang akan terjadi padanya. Ia hanya bisa berharap bahwa ia bisa keluar dari rumah tersebut dengan selamat.
Tetapi saat ia menoleh ke belakang, ia melihat sesuatu yang membuatnya sangat takut. Ia melihat bayangan yang berdiri di belakangnya, menatapinya dengan mata yang kosong.
Dina tidak bisa berteriak. Ia hanya bisa berdiri di sana, takut dan diam, sementara bayangan tersebut semakin mendekatinya...