Keberadaan Rumah Kreatif Banten ini juga memberikan banyak manfaat untuk kehidupan warga sekitarnya.Â
Adapun manfaat-manfaatnya sebagai berikut, mereka juga tidak hanya mendapat pendidikan dasar secara umum tetapi juga memberdayakan softskill dan menciptakan keterampilan yang kreatif untuk bekal mereka nanti di dunia kerja.
Dalam kegiatan Rumah Kreatif banten pada program TKP misalnya, anak-anak telah memanfaatkan taman baca untuk belajar serta menambah wawasan dari sikap membaca.Â
Selain itu juga remaja dapat memanfaatkan hasil dari pelatihan menggambar, sablon dan kerajinan limbah sampah guna menambah pengetahuan pada anak-anak dan remaja.Â
Adanya pemberdayaan yang dilakukan Rumah Kreatif Banten juga membuat anak-anak, reamaja, perempuan dan pengunjung membuka ruang kreativitas untuk memanfaatkan limbah sampah seperti kertas, kayu, dan lain-lain dengan berbagai ide-ide yang dimiliki mereka setelah diberikan pelatihan keterampilan.
Selain manfaat pendidikan, terdapat juga manfaat ekonomi yang didapatkan dari keberadaan Rumah Kreatif Banten dalam memberdayakan remaja dan kaum perempuan.Â
Pemberdayaan anak-anak dan remaja melalui kegiatan TKP dapat memberikan pengaruh dalam peningkatan ekonomi.Â
Hasil dari kegiatan melukis, menggambar, menyablon, keterampilan barang bekas dari kelaras (pelepah pisang) dan klobot (kulit jagung kering) dijadikan mata pencaharian bagi remaja dengan menjual hasil dari kegiatan tersebut.
Dari beragam manfaat tersebut telah menunjukan bahwa program ini telah mencapai tujuan dari pemberdayaan itu sendiri. Yaitu memperkuat kekuasaan masyarakat khususnya kelompok lemah yang memiliki ketidak berdayaan, baik karena kondisi internal (misalnya persepsi mereka sendiri), maupun karena kondisi eksternal (misalnya ditindas oleh struktur sosial yang tidak adil). Program ini pun sejalan dengan pendekatan partisipatif yaitu menempatkan masyarakat sebagai titik-pusat pelaksanaan pemberdayaan.Â
Dimana tujuan dari pemeberdayaannya adalah demi kepentingan masyarakat itu sendiri. Selain itu ini juga sesuai dengan pendekatan pemberdayaan yang berkelanjutan, karena masyarakat dapat terjamin keberlanjutannya dimana masyarakat tidak boleh menciptakan ketergantungan, tetapi harus mampu menyiapkan sendiri manfaat yang telah diperoleh agar pada suatu saat mereka akan mampu secara mandiri untuk melanjutkan softskill yang telah diberikan.
PENUTUP :