Mohon tunggu...
Dues K Arbain
Dues K Arbain Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis untuk membungkam pikun

Slogan Sufi Anak Zaman : Jika Allah mencintai manusia, maka akan terwujud dalam tiga kwalitas : 1. Simpatik Bagaikan Matahari 2. Pemurah Bagaikan Laut 3. Rendah Hati Bagaikan Bumi

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Batang Asai, Surga Tersembunyi di Sarolangun

12 September 2018   17:20 Diperbarui: 12 September 2018   17:22 1762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pohon-pohon menjulang tinggi, sangat memesona pandangan mata. Ada satu jenis pohon yang saya suka sekali memandangnya. Pohon Duren. Kokoh menantang di setiap sudut mata. Bahkan pohon-pohon duren yang kecil bertumbuh rapat di sela bebatuan, pertanda buah duren di sini tak pernah terjamah tangan manusia. Ah, andaikan datang dikala musim duren tiba, mungkin aku tak mau pulang lagi.

air terjun yang eksotik, dok. pribadi
air terjun yang eksotik, dok. pribadi
keelokkannya tak terbantahkan, dok. pribadi
keelokkannya tak terbantahkan, dok. pribadi
indahnya ciptaan tuhan, dok. pribadi
indahnya ciptaan tuhan, dok. pribadi
Tapi apa hendak dikata. Kami berpacu dengan waktu. Jadi kata "pulang" mau tak mau harus dilakukan. Segeralah kami beranjak dari kolam air terjun. Kuucapkan selamat tinggal pada ikan-ikan di sana yang sempat bermain di sela-sela kaki, selamat tinggal juga buat bunga-bunga liar yang tumbuh di bebatuan, tak lupa buat para spesies liar lainnya yang tak bisa disebutkan satu persatu.

Ada pengalaman seram ketika pulang. Tak seberapa jauh langkah kami dari air terjun, terdengar harimau mengaum. Suaranya sangat dekat, sepertinya tengah menghadang jalan. 

Lalu anggota team di depan berbicara kepada harimau tersebut : "permisi nek, mohon maaf kami hanya mau lewat,  kami tidak mengganggu nenek". Lalu terdengar suara auman harimau menjauh, kami lewat meski dengan kaki gemetar dan nafas merintih disertai pori-pori merinding.

pohon durian yang tumbuh liar, dok. pribadi
pohon durian yang tumbuh liar, dok. pribadi
Sesampai di kampung, kami menceritakan kejadian tersebut, menurut penuturan penduduk setempat harimau tersebut adalah penjaga air terjun. Ia hanya menyapa dan tidak mengganggu kalau tidak merasa terganggu. Lalu cerita berkembang, bahwa daerah tersebut berhantu dan jin. Masih ditemukan benda-benda gaib, seperti kemunculan desa lain yang tiba-tiba. 

Banyak orang minta ilmu putih untuk jaga diri, pemanis, pelet, ilmu kebal, silat kemenyan (membakar kemenyan saat latihan), silat harimau (harimau akan datang saat tamat belajar), dan lain-lain. Untungnya saat mendengar cerita tersebut kami akan melakukan perjalanan pulang ke Sarolangun. Andai saja mendengarnya sebelum berangkat, mungkin cerita sudah berubah.

logo kompal, milik kompal
logo kompal, milik kompal

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun