Pohon-pohon menjulang tinggi, sangat memesona pandangan mata. Ada satu jenis pohon yang saya suka sekali memandangnya. Pohon Duren. Kokoh menantang di setiap sudut mata. Bahkan pohon-pohon duren yang kecil bertumbuh rapat di sela bebatuan, pertanda buah duren di sini tak pernah terjamah tangan manusia. Ah, andaikan datang dikala musim duren tiba, mungkin aku tak mau pulang lagi.
Ada pengalaman seram ketika pulang. Tak seberapa jauh langkah kami dari air terjun, terdengar harimau mengaum. Suaranya sangat dekat, sepertinya tengah menghadang jalan.Â
Lalu anggota team di depan berbicara kepada harimau tersebut : "permisi nek, mohon maaf kami hanya mau lewat, Â kami tidak mengganggu nenek". Lalu terdengar suara auman harimau menjauh, kami lewat meski dengan kaki gemetar dan nafas merintih disertai pori-pori merinding.
Banyak orang minta ilmu putih untuk jaga diri, pemanis, pelet, ilmu kebal, silat kemenyan (membakar kemenyan saat latihan), silat harimau (harimau akan datang saat tamat belajar), dan lain-lain. Untungnya saat mendengar cerita tersebut kami akan melakukan perjalanan pulang ke Sarolangun. Andai saja mendengarnya sebelum berangkat, mungkin cerita sudah berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H