Aku tersenyum. Berkali-kali aku ucapkan terima kasih. Berkali-kali pula aku membayar lebih uang baksonya dan menolak kembalian yang ia berikan. Itulah caraku untuk membalas kebaikan-kebaikannya.
“Kalau aku terima kembaliannya, kapan lagi aku bisa berbuat baik pada Mas Bejo.” Kataku meniru kalimatnya menolak upah.
Ia pun tertawa sambil bilang bahwa aku orang gendeng, menolak upah dengan menolak kembalian belanja itu sangat beda.
“Mas Bejo sering tidak berjualan hanya untuk menjaga Abang malam-malam, ia tidur di bangku panjang bangsal.” Tiba-tiba Vera menyentakkan lamunanku.
Aku tak kuasa menahan tangis. Di saat ini, disaat hanya Vera satu-satunya keluarga yang kumiliki. Disaat semua orang dijangkiti sikap egois. Masih ada orang yang memperhatikanku. Tiba-tiba saja aku merasakan kedekatan emosi dengan Mas Bejo. Seperti keluarga sendiri. Ingin aku segera bertemu dengannya.
[TantanganNovel100HariFC] Cintaku Tertinggal di Pesantren
[TantanganNovel100HariFC] Pelarian