Mohon tunggu...
Duen Sant Duary
Duen Sant Duary Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Filsafat Unpar

Pencinta seni

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tokoh Filsafat Modern dan Sepak Terjangnya

9 Juni 2022   10:35 Diperbarui: 11 Juni 2022   17:34 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

 

Nietzsche

Nietzsche dapat dikatakan sebagai salah satu filsuf yang banyak mengkritik. Korban kritikannya tentu saja tradisi dan nilai kebudayaan Barat. Tidak heran juga jika banyak yang menyebutnya gila. Tulisan-tulisannya juga sangat sulit untuk dipahami. Tradisi Kristiani juga tidak dapat lepas dari kritikannya. Pada satu sisi, Nietzsche memang menawarkan suatu gaya pemikiran yang mendalam. Dia tampaknya mendorong setiap orang untuk mengkaji kembali nilai-nilai yang mereka anut. Selain itu, filsafatnya juga sangat humanis layaknya filsuf zaman modern lainnya.

Salah satu ungkapannya yang terkenal adalah tentang kematian Allah dan kelahiran Superman. Ide tentang Allah disebutnya adalah musuh dari eksistensi. Manusia menjadi sangat tergantung kepada sosok yang diciptakannya itu. Artinya, kalau Allah sudah mati, maka manusia menjadi terlahir kembali. Manusia harus total dalam menjalani hidupnya tanpa menganut keyakinan akan adanya Allah. Bukan hanya konsep tentang Allah, dia juga memandang bahwa tidak ada satu moralpun yang bersifat objektif. Kendati dimikian bukan berarti tidak ada satupun dari moral-moral tersebut yang benar. Nietzsche juga mempertanyakan mengapa kita harus bertindak hanya dengan cara yang dapat dibenarkan oleh orang lain?

Hal menarik lainnya dari tokoh ini adalah bahwa dia tidak mengklaim rasionalitas sebagai satu-satunya alat ukur dalam menilai manusia layaknya Kant dan Descartes. Sama seperti Heideger, dia juga memandang bahwa hal-hal seperti itulah yang menyebabkan manusia kehilangan keotentikannya. Lantas, berangkat dari pemikiran itulah Nietzsche akhirnya banyak mengkritik moral yang dianggapnya sebagai produk dari rasionalitas. Moral dalam sudut pandang Nietzsche hanyalah kesadaran palsu. Akhirnya, Nietzsche berpendapat bahwa hal yang mampu membantu manusia memperoleh kembali keotentikannya dan mengembangkan potensinya adalah melalui estetika. Dalam pemikiran Nietzsche, hidup manusia itu adalah seni yang bermakna.

DAFTAR PUSTAKA

Sugiharto, Bambang, dkk. 2013. Untuk Apa Seni. Bandung:Matahari.

Hamertsma, Harry. 1983. Tokoh-Tokoh Filsafat Barat Modern. Jakarta:PT Gramedia.

Tanner, Michael. 2001. Nietzsche: A Very Short Introduction. Oxford University Press.

https://denztrialck.wixsite.com/mysite/single-post/2016/11/04/kritik-terhadap-marxisme (diakses pada 22 Januari 2022, pukul 20. 30)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun