Mohon tunggu...
Duen Sant Duary
Duen Sant Duary Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Filsafat Unpar

Pencinta seni

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tokoh Filsafat Modern dan Sepak Terjangnya

9 Juni 2022   10:35 Diperbarui: 11 Juni 2022   17:34 693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Selama berabad-abad perkembangannya, ilmu filsafat telah mengalami berbagai periode yang menonjolkan berbagai pemikiran filsuf sesuai dengan corak zamannya. Setelah dominasi Gereja pada filsafat abad pertengahan mulai luntur, muncullah sebuah zaman yang disebut dengan zaman modern. Zaman modern ini diawali dengan munculnya renesanse (kelahiran kembali) yang menggambarkan manusia yang bangkit dari dominasi keagamaan di abad pertengahan. Manusia berubah dari orang-orang yang berjiarah di dunia menjadi pencipta dunia itu sendiri (berubah dari viator mundi menjadi faber mundi). Tuhan bukan lagi menjadi pusat dari filsafat tapi manusia. Bagi yang masih asing dengan tokoh-tokoh filsafat modern, berikut adalah beberapa tokoh yang sangat berpengaruh dalam perkembangan filsafat modern.

Rene Descartes 

Rene Decartes merupakan salah satu filsuf yang sangat berpengaruh dalam sejarah filsafat modern. Bahkan dapat disebutkan bahwa dia adalah pelopor utamanya. Dalam pemikirannya, Descartes percaya bahwa satu-satunya hal yang dapat dipastikan adalah apa yang dapat dijelaskan oleh akal budi. Descartes memandang bahwa manusia sejauh dia memakai akal budinya akan sampai kepada kebenaran yang tidak dapat diragukan. Menurutnya segala sesuatu dapat diragukan kecuali "aku yang sedang berpikir" ini. Bahkan, Descartes tampaknya percaya bahwa kepastian itu sendiri dapat saja bersifat personal. Selanjutnya, karena manusia adalah makhluk yang sejauh ini diketahui mampu berpikir, maka tentu saja dia menjadikan manusia sebagai subjek yang memandang segala sesuatu di sekitarnya sebagai objek yang diamati dan diragukan. 

Descartes memandang bahwa metode-metode dalam ilmu ukut dapat membawa manusia kepada kebenaran yang tidak dapat diragukan. Descartes juga memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki sifat dualitas. Manusia disebutnya memiliki dua substansi/entitas sebagai jiwa dan tubuh. Menurut Descartes kedua substansi ini berbeda dan terpisah. Namun, meski terpisah kedua subtansi ini sebenarnya satu. Manusia diandaikan seperti hantu dalam sebuah mesin.

Argumen Descartes pada satu sisi memang benar. Manusia adalah makhluk yang berpikir. Satu-satunya hal yang paling merata di muka bumi ini adalah kenyataan bahwa setiap orang memiliki kemampuan untuk berpikir. Kendati demikian, Descartes tampaknya terlalu mengedepankan subjektifitas. Setiap orang memiliki karakteristik berpikirnya masing- masing dengan kapasitas yang berbeda juga. Dalam perkembangan sejarah, pengetahuan manusia selalu mengalami perubahan. Setiap pengetahuan yang dulunya dianggap pasti, dalam perkembangan sejarah ternyata terbukti mampu digulingkan. Selain itu, tidak segala sesuatu dapat dikaji dengan rasio belaka. Ada hal-hal yang hanya dapat dijelaskan dengan pengalaman. Pengalaman dicintai dan mencintai contohnya.

John Locke

John Locke terkenal dengan pemikiran empirisnya. Menurutnya, pengetahuan diperoleh dari pengalaman inderawi. Kita dapat mengetahui warna karena kita melihatnya. Kita dapat mengetahui bahwa suara itu ada karena kita dapat mendengarnya. Locke juga menyebutkan bahwa manusia akan memiliki dua jenis pengalaman: lahiriah dan batiniah. Pengalaman lahiriah adalah pengalaman yang berasal dari luar diri manusia. Pengalaman batiniah adalah pengalaman yang berasal dari dalam diri kita, yaitu jiwa. Pengalaman lahiriah melibatkan panca indera. Pengalaman batiniah melibatkan kesadaran terhadap aktivitas empirik dari manusia seperti ingat, memperbandingkan, menghendaki, dan seterusnya. Selanjutnya, Locke menyebutkan bahwa pikiran manusia terdiri atas ide-ide yang dibagi menjadi ide-ide tunggal dan ide-ide majemuk. Ide tunggal berasal dari pengalaman inderawi. Artinya, ide bukan sesuatu yang sudah ada sejak lahir tapi diperoleh melalui pengalaman. Selanjutnya, ide majemuk adalah ide yang diperoleh melalui kombinasi dari ide-ide tunggal.

Jika Descartes sangat mengedepankan rasio, maka pendapat Locke tentang pengetahuan yang berasal dari pengalaman tampaknya dapat menjadi lawan yang tangguh bagi rasionalismenya Descartes. Kendati demikian, patut disebutkan juga bahwa ada hal-hal yang bahkan tidak dapat dialami oleh panca indera. Hal ini jugalah yang nantinya akan dikritik oleh tokoh empirisme lainnya, Berkeley. Pada kenyataannya ada pengalaman-pengalaman yang tidak dapat dijelaskan secara empirisme. Hal-hal yang bersifat simbolik seperti seni contohnya. Kenyataan bahwa tidak semua hal dapat dijelaskan secara empiris inilah yang mendorong manusia untuk menciptakan sesuatu yang bersifat simbolis namun mampu menggambatkan hal yang dimaksud secara mendalam. Seni memanpukan manusia untuk mengungkapkan sesuatu yang tak terungkapkan, memandang lebih jauh dari apa yang bisa dipandang mata, dan menyentuh sesuatu yang tidak dapat disentuh oleh indera peraba.

K. Marx

Pemikiran Marx secara umum sangat banyak dan kompleks. Salah satu pendapat Marx yang terkenal adalah kritiknya terhadap Hegel yang dipandang terlalu idealis yang disebutnya sebagai filsafat abstrak. Pemisahan antara masyarakat sipil dan negara dalam pandangan Hegel contohnya. Marx memandang bahwa justru pemisahan itulah yang menyebabkan keterasingan manusia. Jika manusia-manusia dalam masyarakat sosial tidak mengalami keterasingan maka negara tidak lagi dibutuhkan. Manusia dalam masyarakat sipil menurutnya menciptakan sifat egois. Karena idealisme Marx menyebut Hegel berjalan di atas kepalanya. Karena itu filsafat yang diusulkan oleh Hegel harus ditinggalkan. Dia lebih cenderung mengusulkan kegiatan yang bersifat praxis. Artinya dalam hal ini Marx kembali kepada fungsi kerja. Manusia menjadi berharga bukan karena apa yang dia miliki tapi apa yang dia kerjakan. Hasil akhir yang digambarkan Marx adalah masyarakat yang bebas dan kreatif. Masing-masing orang dalam pandangan Marx harus dapat bekerja kapan saja dan melakukan hobinya kapan saja sebelum dan setelah kerja. Pada akhirnya Marx membagi manusia dalam dua kelas yaitu kelas ekonomi dan produksi. Negara memiliki kekuasaan untuk mengatur kelas-kelas tersebut sehingga tidak ada yang mendominasi dibanding yang lainnya. Artinya, bertolak belakang dengan Hegel, Marx meniadakan kepemilikan.

Bertolak dari pemikiran Marx dapat diajukan kritik bahwa dia tampaknya sangat mengecilkan dunia dengan membagi manusia hanya dalam du akelas. Marx tidak melihat adanya kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa saja terbentuk seperti ideologi, agama, budaya, politik, identitas kebangasaan, dsb. Selain itu, fungsi negara yang disebut Marx menjadi pengatur kelas-kelas agar tidak ada yang mendominasi juga patut dikritik. Marx anehnya tidak menyebutkan kemungkinan bahwa negara mungkin sekali justru menjadi kelompok yang dominan tersebut. Contohnya dapat dilihat pada negara Korea Utara yang saat ini justru menjadikan pemerintah sebagai kelompok yang dominan dan cenderung otoriter.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun