Aphrodite melihatnya dari langit ketika dia melintas dengan mengendarai angsanya. Dia menemukan pemuda itu sudah terbaring sekarat. Aphrodite menyiumnya, namun Adonis telah tiada. Dari darahnya yang menetes ke tanah tumbuhlah bunga.
Setiap tahun para gadis berduka karena kematiannya dan setiap tahun juga mereka bergembira menyambut bunga Adonis berbentuk bintang mekar kembali.
Begitulah, ternyata dalam kepercayaan orang Yunani kuno, bunga-bunga yang muncul selalu dari kisah tragis kematian seorang pemuda. Bukan seorang pemudi.
Bunga di Tanah Batak
Kalau kita membaca Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, banyak sekali dia menceritakan tentang bunga yang tumbuh di kampung mereka. Kurasa di kampung kami di Tanah Batak juga banyak bunga. Misalnya anggrek liar banyak menempel di pohon-pohon besar, termasuk pada pohon yang ditanam di atas tambak (kuburan tua).Â
Kami menyebutnya doltok-doltok, mengacu kepada bonggol di pangkalnya yang bisa mandoltok (apa ya bahasa Indonesia memukul kepala dengan kepalan tangan, bunyinya "tok"). Banyak rumput liar yang berbunga indah.Â
Memang kami tak pernah menamainya. Sepertinya kami juga tidak terlalu tertarik. Mungkin kami karena lebih fokus kepada tumbuhan sumber makanan saja. Entahlah, saya masih belum menemukan jawabannya sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H