Dia bersandar di sebuah pohon dekat kolam. Di sana dia menatap terus bayangannya, hingga kematian menjemputnya. Para peri yang menaruh hati padanya menaruh kasihan.Â
Mereka mencari jasadnya untuk dimakamkan. Tetapi mereka tak menemukan jasadnya, melainkan bunga baru yang indah tumbuh di sana. Para peri itu menamainya narcissus.
Juga merupakan jenis dari bunga bakung berwarna ungu dan merah tua. Hyancinth adalah sahabat akrab dari Apollo yang terbunuh oleh Apollo sendiri.Â
Dikisahkan, mereka berdua sedang mengikuti kontes lempar cakram. Kontesnya sendiri hanyalah permainan. Bukan sesuatu yang serius. Ketika Apollo melempar cakram, cakramnya melesat melewati sasaran dan mengenai dahi Hyancinth. Dia terluka parah. Darahnya mengucur membasahi lapangan pertandingan. Apolo sangat sedih telah mengakibatkan sahabatnya itu celaka.Â
"Seandainya aku bisa memberikan hidupku untukmu, atau aku ikut mati bersamamu." ratap Apollo. Kemudian tumbuhlah bunga-bunga yang indah dari tanah yang dibasahi darah Hyancinth. Apollo mengukir nama Hyancinth pada daun bunga tersebut.
Adonis
Adonis bunga mirip bintang berwarna merah tua. Juga muncul dari tetesan darah seorang pemuda bernama Adonis. Pemuda tampan yang senang berburu ini adalah kekasih Aphrodite. Ceritanya Aphrodite melihat Adonis ketika lahir, lalu dia menyintainya dan berniat memilikinya. Dia mengambil bayi Adonis dan menitipkannya kepada Persephone untuk dijaga hingga besar kelak.Â
Namun Persephone juga ternyata jatuh hati dan ingin memilikinya. Persoalan ini kemudian diselesaikan Zeus. Setiap musim berganti, musim gugur-dingin ke musim panas-semi, Adonis berpindah dari Aphrodite ke Persephone dan sebaliknya.
Saat bersama Aphrodite, Adonis berburu. Tentu Aphrodite mengikutinya dari belakang guna memastikan tidak terjadi apa-apa kepada pemuda itu. Namun kemalangan itu tiba juga.Â
Adonis berburu tanpa ditemani oleh Aphrodite. Dia menombak seekor babi hutan. Babi itu hanya terluka dan tidak mati, menyerang balik ke Adonis. Adonis terluka parah.Â