Mitologi Yunani, Bunga Indah dan Kisah TragisnyaÂ
Saya telah mencari bunga dari  kisah-kisah kuno dari leluhurku Batak Toba. Tak kutemukan kisah tentang bunga. Bahkan bunga sendiri, bahasa Bataknya adalah bunga juga. Saya berharap ada yang bisa memberitahukan bunga dalam bahasa Batak yang asli (hata Batak maninggoring).
Karena tidak menemukannya di pustaha Batak, saya pun nyasar ke mitologi Yunani. Kebetulan beberapa waktu yang lalu saya telah menuliskan kisah peri yang malang dari Yunani bernama Echo. Kami di Tanah Batak mengenalnya sebagai Saringsaring Mandolok (tetapi tak memiliki kisah).
Ada tiga bunga yang lahir dari kisah tragis dalam mitologi Yunani: Narcissus, Hyacinth, dan Adonis.
Konon katanya, negeri Yunani itu merupakan negeri berbatu dan tidak rata, di mana tumbuh bunga-bunga liar yang indah. Di negeri lain bunga tidak terlalu diperhatikan (mungkin di tanah Batak juga?), tetapi di Yunani bunga sangat diperhatikan. Kisah tentang bunga yang indah dikisahkan turun temurun, bagaimana  bunga itu muncul dan mengapa mereka begitu indah.
Narcissus
Bunga narcissus berwarna ungu dan perak, saat ini dikenal dengan nama bunga bakung (lily). Terdapat dua versi kisah tentang narcissus ini. Namun kali ini penulis akan menurunkan kisah lanjutan dari peri malang Echo yang tempo hari.
Pemuda tampan "yang sombong" terhadap para wanita itu akhirnya mendapat hukuman. Seorang wanita yang menyintainya telah bermohon kepada para dewa agar menghukumnya.Â
Pintanya, "Semoga ia hanya bisa menyintai dirinya sendiri dan tak bisa menyintai orang lain." Doanya sampai dan dikabulkan oleh Nemesis, dewi pembalas keadilan itu.
Pemuda tampan itu hendak minum. Lalu dia membungkuk ke sebuah kolam yang amat jernih. Seketika dia melihat bayangan wajahnya yang tampan itu terpantul dari permukaan air.Â
Dia terpesona, "Sekarang aku tahu mengapa para wanita itu sampai menderita, dan aku juga menyintai diriku sendiri. Aku tak ingin meninggalkan diriku ini. Tapi bagaimana aku bisa meraihnya? Hanya kematian yang dapat membebaskanku."Â
Dia bersandar di sebuah pohon dekat kolam. Di sana dia menatap terus bayangannya, hingga kematian menjemputnya. Para peri yang menaruh hati padanya menaruh kasihan.Â
Mereka mencari jasadnya untuk dimakamkan. Tetapi mereka tak menemukan jasadnya, melainkan bunga baru yang indah tumbuh di sana. Para peri itu menamainya narcissus.
Juga merupakan jenis dari bunga bakung berwarna ungu dan merah tua. Hyancinth adalah sahabat akrab dari Apollo yang terbunuh oleh Apollo sendiri.Â
Dikisahkan, mereka berdua sedang mengikuti kontes lempar cakram. Kontesnya sendiri hanyalah permainan. Bukan sesuatu yang serius. Ketika Apollo melempar cakram, cakramnya melesat melewati sasaran dan mengenai dahi Hyancinth. Dia terluka parah. Darahnya mengucur membasahi lapangan pertandingan. Apolo sangat sedih telah mengakibatkan sahabatnya itu celaka.Â
"Seandainya aku bisa memberikan hidupku untukmu, atau aku ikut mati bersamamu." ratap Apollo. Kemudian tumbuhlah bunga-bunga yang indah dari tanah yang dibasahi darah Hyancinth. Apollo mengukir nama Hyancinth pada daun bunga tersebut.
Adonis
Adonis bunga mirip bintang berwarna merah tua. Juga muncul dari tetesan darah seorang pemuda bernama Adonis. Pemuda tampan yang senang berburu ini adalah kekasih Aphrodite. Ceritanya Aphrodite melihat Adonis ketika lahir, lalu dia menyintainya dan berniat memilikinya. Dia mengambil bayi Adonis dan menitipkannya kepada Persephone untuk dijaga hingga besar kelak.Â
Namun Persephone juga ternyata jatuh hati dan ingin memilikinya. Persoalan ini kemudian diselesaikan Zeus. Setiap musim berganti, musim gugur-dingin ke musim panas-semi, Adonis berpindah dari Aphrodite ke Persephone dan sebaliknya.
Saat bersama Aphrodite, Adonis berburu. Tentu Aphrodite mengikutinya dari belakang guna memastikan tidak terjadi apa-apa kepada pemuda itu. Namun kemalangan itu tiba juga.Â
Adonis berburu tanpa ditemani oleh Aphrodite. Dia menombak seekor babi hutan. Babi itu hanya terluka dan tidak mati, menyerang balik ke Adonis. Adonis terluka parah.Â
Aphrodite melihatnya dari langit ketika dia melintas dengan mengendarai angsanya. Dia menemukan pemuda itu sudah terbaring sekarat. Aphrodite menyiumnya, namun Adonis telah tiada. Dari darahnya yang menetes ke tanah tumbuhlah bunga.
Setiap tahun para gadis berduka karena kematiannya dan setiap tahun juga mereka bergembira menyambut bunga Adonis berbentuk bintang mekar kembali.
Begitulah, ternyata dalam kepercayaan orang Yunani kuno, bunga-bunga yang muncul selalu dari kisah tragis kematian seorang pemuda. Bukan seorang pemudi.
Bunga di Tanah Batak
Kalau kita membaca Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, banyak sekali dia menceritakan tentang bunga yang tumbuh di kampung mereka. Kurasa di kampung kami di Tanah Batak juga banyak bunga. Misalnya anggrek liar banyak menempel di pohon-pohon besar, termasuk pada pohon yang ditanam di atas tambak (kuburan tua).Â
Kami menyebutnya doltok-doltok, mengacu kepada bonggol di pangkalnya yang bisa mandoltok (apa ya bahasa Indonesia memukul kepala dengan kepalan tangan, bunyinya "tok"). Banyak rumput liar yang berbunga indah.Â
Memang kami tak pernah menamainya. Sepertinya kami juga tidak terlalu tertarik. Mungkin kami karena lebih fokus kepada tumbuhan sumber makanan saja. Entahlah, saya masih belum menemukan jawabannya sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H