* Perubahan drastis dalam kehidupan: Perceraian orang tua dan kehadiran orang tua tiri merupakan perubahan besar yang sulit diterima anak-anak. Mereka perlu waktu untuk beradaptasi dengan situasi baru ini.
 * Konflik loyalitas: Anak-anak sering merasa terjebak di antara dua pilihan, yaitu loyalitas kepada orang tua kandung atau orang tua tiri. Hal ini bisa menimbulkan konflik batin dan membuat mereka merasa bersalah.
 * Harapan yang tidak realistis: Terkadang, ada harapan yang terlalu tinggi terhadap hubungan antara anak tiri dan orang tua tiri. Harapan yang tidak realistis ini bisa membuat anak merasa kecewa dan frustrasi.
 * Komunikasi yang buruk: Kurangnya komunikasi yang terbuka dan jujur antara semua anggota keluarga bisa memperburuk situasi dan memicu konflik.
 * Perbedaan gaya pengasuhan: Perbedaan gaya pengasuhan antara orang tua kandung dan orang tua tiri bisa membuat anak bingung dan merasa tidak konsisten.
 * Masalah emosional yang belum teratasi: Anak tiri yang memiliki masalah emosional yang belum teratasi, seperti trauma atau depresi, mungkin akan lebih sulit beradaptasi dengan keluarga baru.
Faktor eksternal yang juga bisa mempengaruhi, seperti:
 * Usia anak: Anak-anak yang lebih tua cenderung lebih sulit menerima kehadiran orang tua tiri.
 * Lama waktu perceraian: Semakin lama waktu sejak perceraian, semakin sulit bagi anak untuk membangun hubungan baru.
 * Hubungan antara orang tua kandung: Hubungan antara orang tua kandung sangat mempengaruhi dinamika keluarga baru.
Untuk mengatasi dilema anak tiri, perlu dilakukan pendekatan yang holistik, melibatkan semua anggota keluarga. Beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain: