Dengan demikian mereka ekspresikan kelebihan itu melalui tarung bebas di jalanan yakni dengan tawuran, padahal efek negatif terlalu banyak jika kita rinci dalam tawuran tersebut.
Ketiga, pencurian. Telah banyak dilaporkan pencurian yang dilakukan mayoritas remaja dan anak di bawah umur.
Para remaja ini dibina biasanya oleh para residivis. Mental yang labil dapat dengan mudah terjerumus dalam kriminalitas.
Keempat, menjalin hubungan bebas antar lawan jenis. Remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas berawal dari intensnya pertemuan.
Hal ini awal dari kecerobohan masa depan mereka, sebab dengan kecerobohan inilah garis hidup rumah tangga mereka bermula.
Saat semuanya sudah terlanjur dan tidak bisa diulang lagi, apa pun yang terjadi harus ditanggung dan akan menjadi beban hidup selanjutnya.
Pergaulan bebas antar remaja yang kemudian menjadi satu bencana besar, di mana seksualitas dieksploitasi sedemikian rupa yang berujung dengan kehamilan.
Terpaksa, mau tidak mau mereka harus menjalankan pernikahan dini karena dalam agama dan tradisi di Indonesia itulah solusi untuk meredam dari gunjingan orang-orang.
Kenakalan remaja yang sangat krusial untuk diantisipasi dari keempatnya adalah yang terakhir, yaitu pergaulan bebas.
Seperti yang diulas singkat di atas, pergaulan bebas akan memengaruhi kehidupan mereka berdua selanjutnya.
Satu rumah tangga yang dibina atas dasar keterpaksaan, Married by Accident atau pernikahan terjadi karena kecelakaan, tentu akan berefek negatif terhadap keberlangsungan rumah tangga seterusnya.