Dalam 30 hari itu tumbuh sel baru dan pada saat tumbuh, sel itu dalam kondisi netral sifatnya. Kita bisa menuliskan dengan pikiran atau kata-kata kita.
Maka jika seseorang berkata-kata kepada dirinya tentang hal negatif selama 30 hari terus-menerus maka tubuh akan bereaksi sesuai apa yang dituliskan di database sehingga orang itu kumuh, suram dan tidak menyenangkan.
Lain lagi jika seseorang terus memotivasi diri dengan kata- kata positif maka tubuh akan bereaksi positif sesuai database yang diperintahkan. Wajahnya akan terlihat cerah-ceria dan bersinar.
Motivasi Positif di Bulan Ramadan
Di bulan Ramadan ini kita diajarkan untuk selalu melakukan hal-hal yang positif, mengulang-ulangnya tiap hari seperti tadarusan, berzikir, tarawihan, mendengarkan ceramah dan semisalnya.
Memprogram ulang sel tubuh agar lebih baik ini merupakan hikmah besar dibalik perintah berpuasa. Secara ilmiah puasa terbukti sangat baik untuk regenerasi sel. Dan mencegah dari berbagai penyakit berbahaya yang hinggap di tubuh.
Namun bagi umat Islam puasa bukanlah itu semua tujuannya, puasa adalah syariat wajib bagi setiap muslim yang sudah akil balig, terpaksa atau tidak setiap muslim wajib melaksanakannya. Ketaatan kepada Allah semata itulah tujuannya.
Hikmah-hikmah besar dibaliknya hanyalah bonus semata. "Kami mendengar dan kami taat" itu saja semboyannya. Saat ilmuwan menemukan dampak positif dari berpuasa itulah bonus dari Tuhan.
Memotivasi diri di bulan Ramadan dengan hal-hal positif adalah keharusan, agar di akhir nanti kita kembali fitrah menjadi makhluk baru yang berperilaku baik.
Antara Perintah Tuhan dan Bukti Ilmiah
Korelasi erat antara puasa dan perubahan perilaku ini sudah dibuktikan oleh ilmuwan senior di New York University yaitu profesor John Bargh, sepeti yang dituturkan dalam channel youtube-nya Bosman Mardigu.