Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Boss Is Always Right Antara Fakta dan Mitos

13 Januari 2023   15:06 Diperbarui: 13 Januari 2023   15:11 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada pertengahan tahun 2016 rilis film bergenre komedi dengan judul My Stupid Boss, menceritakan tentang seorang bos berkarakter bodoh yang diperankan oleh Reza Rahardian dan Bunga Citra Lestari (BCL).

Alur cerita mengisahkan tentang seorang Bossman yang memiliki kelakuan nyeleneh dan mempunyai prinsip-prinsip Bos itu selalu benar, sehingga membuat jengkel para staf dan karyawannya.

Bahkan satu hari dia menuduh sekretarisnya Dian yang diperankan oleh Bunga Citra Lestari, menggelapkan sejumlah uang milik perusahaan. Akhirnya sang sekretaris memutuskan untuk keluar dari perusahaan.

Film yang bergenre komedi ini sempat menyedot perhatian hampir 3 juta penonton lebih. Film tersebut terinspirasi dari kisah nyata sehari-hari bagaimana peran atau perilaku seorang bos terhadap bawahannya.

Apalagi jika perusahaan itu adalah milik pribadi, notabene keseluruhan modal atau investasi mereka sendiri yang pegang. Terkadang seorang bos seenaknya saja menyalahkan bawahannya tanpa klarifikasi terlebih dahulu.

Ada beberapa hal yang seorang bos lakukan untuk selalu memantau aktivitas karyawannya. Akibat rasa kurang percaya terhadap karyawannya, padahal sebuah perusahaan yang baik itu harus dibina atas dasar saling percaya.

Dalam arti seorang bos menggunakan jasa para karyawannya dengan kepercayaan yang penuh, dan dia memberi gaji yang sepadan dengan kemampuan dan pengetahuan karyawan untuk membesarkan perusahaannya.

Sedangkan para karyawan juga sepenuhnya percaya kepada bosnya, dia akan mendapatkan hak dari kewajiban yang telah dia lakukan.

Tiga alat yang seorang bos lakukan untuk selalu memantau pergerakan karyawannya:

Pertama, smartphone. Kemampuan smartphone sekarang memang benar-benar serbaguna, salah satunya adalah dipakai untuk memantau dan mengawasi pergerakan pegawai suatu perusahaan.

Bagaimana caranya seorang bos atau atasan mampu melihat aktivitas anak buahnya sehari-hari. Kita bisa melihat di jalanan kota-kota besar seperti di Jakarta para petugas sampah PPSU (Penanganan Prasarana & Sarana Umum) atau biasa disebut "Pasukan Oranye."

PPSU setiap pagi, siang dan sore hari mereka menyapu membersihkan jalanan ibukota bahkan selokan-selokan pun mereka bersihkan.

Ada yang unik dari mereka, setiap kali sehabis mereka mengerjakan pekerjaannya, mereka mendokumentasikan hasil kerjanya tersebut. Dengan cara selfie atau difotokan orang lain.

Kemudian mereka kirim hasilnya kepada atasannya yang ada di kantor membuktikan bahwa dia bekerja, ada di lapangan dan benar-benar membereskan tugasnya sebagai penyapu jalanan.

Contoh lain seorang staf manajemen kost-kostan, setiap pagi dia berangkat ke tempat kerjanya yakni sebuah bangunan kost 5 lantai.

Memeriksa seputar kost-an apakah ada kerusakan yang perlu dibetulkan atau mendengarkan keluhan-keluhan dari penghuni kost.

Sama uniknya dengan petugas sampah tadi saat dia datang, langsung selfie dengan latar gedung kost-annya itu menandakan bahwa dia telah datang. Lagi-lagi kemudian hasilnya dikirimkan ke pemilik kost-an.

Demikian, smartphone atau HP bisa dipakai sebagai alat kontrol kinerja seorang karyawan. Nilai seorang karyawan tergantung dari apa yang diupload ke bos atau ke atasannya.

Jika dia tidak mengirimkan hasil fotonya tentu ada sanksi yang akan dikenakan kepada mereka, mungkin bisa dipotong gajinya atau bisa ditinjau ulang status kepegawaiannya.

Kedua, CCTV.

Dalam banyak hal CCTV membantu sekali bagi sebuah instansi atau perusahaan untuk mengontrol semua keadaan yang terjadi di Perusahaan atau di institusinya.

Dari mulai memotret kegiatan karyawan apakah ada yang malas-malasan atau main-main atau semua sigap dalam bekerja, selain itu bisa merekam situasi gedung dari luar, depan, belakang dan dari atas.

Semua lorong yang dipasang CCTV dapat merekam kejadian per detiknya, lebih akurat dari smartphone. Dia juga bisa terintegrasi dengan HP atau laptop atasannya.

Maka CCTV ini sangat efektif dalam mengontrol segala kegiatan perusahaan dan memberi laporan secara berkala. Seorang bos atau atasan bisa menilai kinerja dari bawahannya secara on time

Ketiga, teori intelijen. Maksudnya adalah seorang bos atau seorang atasan memasang mata-mata Di antara sekian banyak karyawannya, sehingga apa yang dilakukan oleh karyawannya itu bisa diketahui secara langsung oleh mata-mata itu.

Tugas mata-mata mengumpulkan semua informasi tentang aktivitas dari para karyawan yang lain.

Jika saja terdapat salah seorang karyawan yang menyalahi aturan perusahaan maka dia segera melakukan laporan kepada bosnya.

Cara ketiga ini bisa dibilang merupakan cara yang klasik karena masih mengandalkan kemampuan seseorang untuk mengintai dan mencari-cari kesalahan karyawan yang lain, namun tidak dipungkiri cara seperti itu ini juga merupakan cara yang efektif untuk memantau kegiatan seluruh karyawan.

Ketiga cara di atas bisa menuai kontroversi, ada sisi positif ada juga sisi negatifnya.

Sisi positifnya yaitu semua kegiatan karyawan bisa terpantau dengan jelas dan tepat sehingga kinerja perusahaan menjadi semakin baik.

Efek negatifnya adalah rasa kepercayaan yang kurang dari seorang bos atau atasan terhadap bawahannya menjadikan masalah tersendiri bagi karyawan, akhirnya banyak karyawan yang bekerja secara terpaksa tidak mampu mengeksploitasi kemampuannya sendiri karena merasa ada tekanan-tekanan dari atasan.

Padahal jika mereka diberi kebebasan, pasti mereka bisa membesarkan perusahaan dengan mengeksploitasi kemampuan dirinya masing-masing.

Dengan prinsip Boss is always right para karyawan bisa terpasung dengan kebijakan atasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun