Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mitos Kutukan dan Doa Orang yang Teraniaya

30 Agustus 2022   15:57 Diperbarui: 30 Agustus 2022   17:19 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dayang Sumbi pun bertanya sebabnya. Sangkuriang menjelaskan bahwa ibunya dulu memukul kepalanya gara-gara dia membunuh anjing kesayangannya.

Sedari tadi Dayang Sumbi sudah punya firasat bahwa pemuda yang di hadapannya tak lain adalah anaknya Sangkuriang.

Kini dia semakin yakin dengan pengakuan Sangkuriang tadi. Namun dia tak bisa menolak ajakan Sangkuriang untuk menikahinya tanpa alasan yang jelas.

Akhirnya Dayang Sumbi terpaksa menyetujui niat Sangkuriang menikahinya dengan syarat Sangkuriang harus membuatkan telaga dan sebuah perahu untuk kelak mereka berdua bulan madu. Tapi waktu pembuatannya hanya semalam saja.

Tanpa diduga Sangkuriang menyetujuinya, saat itu juga dia menyeru wadya baladnya dari bangsa makhluk halus dan mulai membendung sungai Citarum kemudian menyiapkan perahunya.

Dayang Sumbi mengamati dari kejauhan perkerjaan Sangkuriang. Sampai tengah malam pekerjaan hampir rampung.

Dayang Sumbi khawatir Sangkuriang benar-benar akan berhasil melaksanakan janjinya yakni hanya semalam mampu membuat telaga dan perahu.

Dengan segenap kekuatan gaib dan bantuan para Dewa, Dayang Sumbi memohon pertolongan agar pagi cepat datang.

Dengan mengibas-ibaskan selendangnya fajar di ufuk timur pun mulai menyingsing dan ayam hutan sudah mulai berkokok pertanda pagi segera datang.

Dayang Sumbi pun berteriak bahwa Sangkuriang gagal menepati janjinya dan berarti juga gagal untuk menikahinya.

Dengan perasaan kesal dan marah akhirnya Sangkuriang menendang perahu yang setengah jadi itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun