Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

5 Kiat Menghadapi Pasangan Temperamental

5 Agustus 2022   13:50 Diperbarui: 5 Agustus 2022   13:57 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar dari Lifestyle kompass

Temperamental adalah sesuatu yang dipengaruhi oleh temperamen yakni kondisi seseorang di mana dia mudah sekali marah oleh hal sepele atau tidak. (Poskota.co.id>lifestyle).

Temperamen menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sipat batin yang memengaruhi perbuatan, perasaan dan pemikiran (periang, penyedih dan sebagainya).

Namun temperamental hari ini sudah bergeser maknanya menjadi suatu kondisi kejiwaan yang mudah marah atau tersinggung hanya karena hal-hal sepele saja.

Apakah sama antara temperamen dan emosi? Ada perbedaan yang mendasar antara temperamen dan emosi yakni jika temperamen adalah sifat bawaan yang menyertai seseorang sejak lahir dan tipis kemungkinan bisa berubah.

Seperti khalifah Umar bin Khattab yang memiliki temperamen mudah marah dan kasar. Tentu tidak bisa berubah karena itu sudah bawaannya namun hal itu bukan berarti negatif, temperamen keras dan kasar itu bisa disalurkan dalam hal-hal yang benar.

Abu Bakar as-Shidiq yang memilik temperamen mudah terharu, tersentuh jika membaca al-Quran atau mendengar nasihat-nasihat dari nabi.

Selama temperamen itu disalurkan dalam hal-hal positif maka dia masih tetap kategori jiwa yang sehat.

Sedangkan yang dimaksud dengan emosi adalah hal pembicaraan seputar sipat seperti marah, sayang, sabar, santun, benci dan semisalnya.

Dalam berumah tangga kita pasti akan menemui bermacam temperamen. Ada suaminya bertemperamen pemarah atau ada juga sebaliknya. Ada istri yang mudah mengomel hanya karena hal kecil saja.

Sipat temperamental ini wajar, ketika masing-masing merasa kelelahan atau kejenuhan rutinitas.

Namun jangan sampai hal tersebut menjadi bom waktu yang suatu saat meledak dan ledakannya menghancurkan susunan bangunan rumah tangga yang telah terbina.

Tentu perlu kiat atau trik jitu dalam menghadapi masalah ini.

Pertama, perkenalan (ta'aruf) pra nikah. Masa ta'aruf ini dalam Islam memperbolehkan masing-masing mengetahui lebih dalam kekurangan calon pasangannya, dengan harapan setelah masing-masing pribadi saling mengenal kelebihan dan kekurangan nya, diharapkan nanti dapat terbangun fondasi rumah tangga yang kuat.

Jika pun sang pasangan memiliki temperamen yang berbeda masing-masing telah memakluminya.

Atau sama sekali memutuskan dengan baik-baik untuk tidak melanjutkan ke jenjang pernikahan karena adanya ketidakcocokan dalam pribadi calon pasangan tersebut.

Kedua, menyadari bahwa masing-masing kita memiliki tabiat yang berbeda. Tabiat atau sifat bawaan seseorang sejak lahir tidaklah sama.

Bisa jadi seorang suami pemarah mendapat istri penyabar atau sebaliknya.

Karena sifat bawaan ini berbeda tiap individunya maka masing-masing kita dituntut untuk menyadari dan memaklumi tabiat pasangan kita.

Ini adalah harmoni dalam sebuah keluarga. Sebab itu apa pun yang terjadi jangan mudah untuk membuat keputusan blunder.

Riak kecil di lautan akan menambah indah suasana laut dan betah berlama-lama menatap keindahan itu.

Riak kecil dalam rumah tangga adalah hal biasa, mana mungkin sendok dan garfu dalam satu piring tak pernah beradu begitu pula mana mungkin dalam satu rumah tangga tidak ada gesekan pasti sesekali ada sesuatu yang menurunkan mood kita.

Ketiga, menyadari sejatinya pasangan kita adalah belah jiwa kita.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)nya; dan dari keduanya Allah memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta dan (peliharalah) hubungan kekeluargaan. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasimu."

(QS. An-Nisaa' 4: Ayat 1).

Belahan jiwa artinya sesuatu yang terbelah berasal dari satu jiwa (Nafsin whidah). Maknanya walaupun dua tapi sebenarnya satu.

Seorang perempuan itu tercipta dari tulang rusuk laki-laki kemudian Allah pasangkan lagi dalam satu hubungan keluarga dari itu lahirlah anak keturunan keduanya.

Ketika kita menyadari bahwa istri kita berasal dari jiwa kita, artinya tabiat sang istri adalah cerminan dari diri kita.

Jadi bagaimana mungkin kita akan merasa kesal kepada jiwa yang sebenarnya jiwa kita sendiri.

Bagaimana kita akan marah, benci padahal dia itu wujud diri kita yang lain. Ketika kita menyadari sejatinya pasangan kita adalah belahan jiwa kita sendiri tentu kita rasional dalam menyikapinya.

Keempat, komunikasi. Saat percik pertengkaran mulai nampak, lagi-lagi kita membutuhkan akal sehat untuk menetralisir hawa panas yang sepersekian detik akan meledak.

Oleh karenanya nabi Muhammmad Saw. menganjurkan umatnya tatkala nafsu setan mulai mendekat untuk mengambil air wudhu maknanya alihkan bibit-bibit pertengkaran itu dengan aktivitas lain.

Dalam hal ini wudhu yang merupakan solusi positif dan bernilai ibadah. Walau dalam kenyataan di lapangan begitu sulit dilaksanakannya.

Karena api jika di siram bensin akan cepat menyambar, begitu juga tabiat temperamental akan cepat tersulut jika dipancing amarah.

Setelah amarah sedikit mereda komunikasikanlah masalah yang ada. Mungkin sambil minum segelas teh bersama atau duduk berbincang santai di teras rumah yang intinya segala permasalahan yang terjadi tadi hanyalah akibat misskomunikasi saja. Tak ada yang perlu dibesar-besarkan.

Kelima, mengalah jangan ingin menang sendiri.

Kiat terakhir dalam menyikapi pasangan temperamental adalah mengalah. Meskipun pada kenyataannya kita yang benar namun ada saatnya kebenaran itu diutarakan dalam suasana lain.

Menghindar sebentar untuk meredakan suasana adalah jalan keluar yang terbaik. Dalam literatur Islam sering disebut sabar. Jika bersabar maka hal tersebut lebih baik.

Itulah 5 kiat bagi kita yang mempunyai pasangan seorang temperamental. Temperamental itu bukan penyakit tapi kebiasaan yang kurang baik saja. Dengan kiat-kiat tadi semoga rumah tangga kita semua tetap langgeng adanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun