Namun dalam adat ketimuran atau perilaku keseharian seseorang bisa menjadi orang tua yang baik.
Di pedesaan yang secara umum taraf pendidikannya di bawah masyarakat kota, mendapat asupan pendidikan tambahan lewat pengajian-pengajian yang di adakan di masjid-masjid desa.
Pelajaran tambahan itu tak jarang membahas problematika kompleks dalam rumah tangga, seperti bagaimana seorang istri harus taat kepada suami, seorang anak harus taat kepada orang tua dan sebagainya.
Dan bahkan secara detail terkadang seorang penceramah menerangkan tata cara mendidik anak yang baik berdasarkan aturan agama.
Salah satunya adalah bagaimana orang tua memersepsikan anak dengan persepsi positif.
Contoh cerita tentang seorang imam Masjid Al-Haram yang bernama Syaikh Abdurrahman as-Sudais.
Sudais kecil adalah seorang anak periang sama halnya dengan anak-anak sebayanya menggemaskan, nakal dan susah diatur.
Saat itu akan datang ke rumahnya tetamu, dan selayaknya disuguhi makanan serta minuman. Namun para tetamu itu tak kunjung datang.
Tanpa diduga Sudais kecil menaburkan pasir di atas makanan yang telah dihidangkan sang ibu.
Sontak sang ibu marah besar lalu berkata, "Idzhab! Ja'alakallahu imaman lil haramain." (Pergi kamu! Semoga Allah menjadikanmu imam Masjid al-Haram). Kata sang ibu dengan nada marah.
Tatkala Sudais dewasa terbuktilah perkataan sang ibu, kini syaikh Sudais merupakan imam Masjid al-Haram.