Mohon tunggu...
Dudi safari
Dudi safari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pegiat Literasi

Aktif di Organisasi Kepemudaan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkaca dari Kehidupan Maryam binti Imran

15 Mei 2022   14:35 Diperbarui: 15 Mei 2022   14:36 595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lahirlah Isa bin Maryam As. seorang bayi yang pandai berbicara menjadi panutan di dunia dan kelak di akhirat.

Bayi Isa lah yang menjelaskan kepada masyarakat sekitar tentang kesucian ibundanya.

Kemudian timbul pernyataan kenapa Maryam menjadi salah satu perempuan yang utama di Surga? Tentunya setelah kita berkaca kepada kisah perjalanan hidupnya dari mulai kesabaran, pengabdian dan ketaatannya kepada Allah Ta'ala, memosisikan dirinya menjadi salah satu hamba yang dicintai Allah.

Atas keridhaanNya inilah dia pantas menjadi salah satu perempuan terkemuka di Surga, seluruh hidupnya hanya untuk ibadah.

Maryam dihormati oleh para penganut agama besar yakni Islam dan Kristen.

Alquran menyebutkan Maryam adalah sosok perempuan yang dipilih, disucikan dan dilebihkan di seluruh alam, taat, membenarkan kalimat-kalimat Tuhannya.

Alquran juga memberi peringatan keras bagi yang menyejajarkan Maryam dengan Tuhan.

Mayoritas ulama sependapat bahwa jenjang untuk seorang rasul hanyalah laki-laki, namun jenjang untuk kenabian sebagian ulama berpendapat ada nabi dari kalangan perempuan di antaranya Maryam.

Sebagian lagi berpendapat tidak ada nabi dari kalangan perempuan, Maryam hanyalah hamba Allah yang salihah.

Dalam tradisi agam Kristen baik Ortodox, Katolik dan Protestan sangat menghormati keberadaan bunda Maria dan memberi penghormatan lebih dibanding perempuan lainnya.

Maryam menjadi sosok teladan bagi kaum perempuan dengan meneladani ketabahan dan kesabarannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun