Akhir 2019 sekelompok anak muda yang terhimpun dalam Komunitas Penggerak Dakwah Pelosok Sumedang (KOMPASS) berkumpul untuk menyatukan ide, tentu saja ide-ide positif yang mereka bicarakan.
Salah satu tema pembicaraan adalah tentang pemberdayaan dan pengembangan pendidikan di kampung terpencil.
Adalah Cisoka kampung yang berada di lembah kebun teh Marga Windu desa Citengah, kecamatan Sumedang Selatan.
Kampung sejauh sekitar 15 km dari kota Sumedang itu, berpenghuni kurang lebih 27 Kepala Keluarga (KK).
Sebelum adanya program Sumedang Simpati, akses jalan menuju lokasi masih berbatuan dan berdebu kala musim kemarau. Namun saat musim hujan jalanan jadi sangat sulit dilalui kendaraan.
Kehidupan warganya bergantung pada memetik teh dan menanam kopi. Para pekerja hampir mayoritas berasal dari Ciwidey Bandung Selatan yang sudah turun temurun menjadi pemetik teh.
Pemerintah Daerah Sumedang menaruh perhatian terhadap daerah Cisoka karena diharapkan bisa dijadikan kampung wisata.
Maka melalui program Sumedang Simpati akses jalan menuju Cisoka pun mulai dilakukan pembetonan jalan, menyusul kemudian tiang-tiang listrik untuk penerangan mulai dipasang.
Sebenarnya sekitar kurang lebih 3 km sebelum masuk arah Cisoka, sudah ada wahana wisata yang bernama Kampung Karuhun yang sudah berdiri sejak lama.