Mohon tunggu...
23
23 Mohon Tunggu... -

dua tiga hidupmu sepi; dimana dapat lepaskan dahaga, dua tiga mencari tepi; boleh-bolehlah disini juga.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Si Penjual Daging

15 April 2016   16:20 Diperbarui: 15 April 2016   16:32 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bukankah Dek menyukai daging nasni? Kenapa sekarang mau lari?" tanya bayangan itu.

"Tolong, tolong Bang, jangan bunuh saya," berkata si pemuda terbata, sambil menyeret badannya menjauhi bayangan manusia yang kian mendekat itu.

Si penjual daging tertawa mendengar perkataan si pemuda. "Jangan egois begitu Dek," katanya kemudian. "Dek sudah menikmati, dan Dek sudah merasakan betapa enaknya. Bukankah akan lebih baik kalo Dek sekarang berbagi kenikmatan itu?"

"Tolong jangan Bang, jangan," tangis ketakutan si pemudapun pecah, sebisanya dia bangkitkan dirinya. Namun belum seutuhnya bangkit, sebuah pukulan dari balok kayu si penjual daging menghantamnya kembali, melemparkannya ke cermin yang tergantung di dinding, sehingga cermin itu pun jatuh ke lantai dan pecah. Sebuah pukulan lagi dari si penjual kayu menyusul, menyebabkan si pemuda tersungkur ke tempat pecahan cermin itu.

Di antara sadar dan tidak sadar, karena jelas sudah tidak banyak lagi yang bisa dia lakukan sekarang, mata si pemuda beralih ke salah satu kepingan pecahan cermin itu, yang masih menyandar pada dinding pondok dan memantulkan tulisan yang ada di dinding seberang. INSAN. Kesadarannya sudah tinggal seujung kuku dan lalu sebuah pukulan lagi menuntaskannya.

Brakk!!

[04-2016]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun