Lebih jelasnya, yaitu Jumlah elektron valensi sama dengan nomor golongan. Namun, hal ini terkecuali untuk unsur helium pada golongan VIIA dan juga pada golongan elektron transisi  yang jumlah kulit elektron atau jumlah lintasan orbital yang ditempati oleh elektron-elektron memiliki kesamaan dengan nomor periode.
Tidak hanya berkaitan dengan konfigurasi elektron, tetapi elektron valensi memiliki hubungan dengan konduktivitas listrik. Hal ini dapat dilihat dari unsur logam yang mempunyai konduktivitas listrik tinggi pada saat berada di keadaan padat. Di dalam sistem periodik unsur, unsur logam ini berada di sebelah kiri yang merupakan klasifikasi non-logam.Â
Akibatnya, logam memiliki jumlah elektron valensi yang lebih sedikit. Pada benda padat, elektron valensi akan bersifat bebas. Artinya, dapat berpindah dari satu atom ke atom lain yang terletak di dekatnya. Hal ini juga disebabkan karena energi ionisasi yang dimiliki kecil atau rendah. Elektron valensi yang bersifat bebas bisa dipindahkan dari satu atom ke atom lainnya dengan pengaruh medan listrik. Jadi, elektron valensi akan mempengaruhi konduktivitas listrik suatu logam.
Logam yang berperan sebagai konduktor yang baik adalah aluminium, tembaga, perak, dan emas. Pada klasifikasi non-logam, unsurnya memiliki konduktivitas listrik yang cukup rendah.
Oleh karena itu, unsur non-logam biasanya hanya berperan sebagai isolator atau penghantar. Di dalam sistem periodik, unsur non-logam berada pada bagian kanan, serta memiliki valensi paling sedikit atau setengah penuh, kecuali pada unsur boron. Selain tingkat konduktivitas listrik yang rendah, unsur non-logam memiliki energi ionisasi yang besar sehingga elektron valensi tidak mampu bergerak bebas meninggalkan atom. Contoh isolator pada unsur benda yang bersifat padat adalah belerang.Â
Selain itu, terdapat juga senyawa logam yang memiliki sifat isolator. Dikatakan bersifat isolator karena  elektron valensi di dalamnya digunakan dalam pembentukan ikatan ionik. Contohnya pada natrium klorida, walaupun natrium termasuk unsur logam, tetapi disebut isolator karena valensi unsur natrium ini disalurkan ke unsur klorin untuk membentuk sebuah ikatan ionik. Hasilnya, elektron tidak dapat bergerak secara bebas.
Untuk atom unsur golongan utama, penentuan konfigurasi elektron dilakukan berdasarkan nomor atom atau jumlah elektronnya dengan mengikuti aturan yang pertama yaitu elektron-elektron akan mengisi penuh sebanyak mungkin kulit elektron jika masih ada elektron yang tersisa tidak dapat mengisi kulit elektron hingga batas maksimum, terdapat ketentuan yang harus diperhatikan diantaranya terdiri atas (a) jumlah elektron tersisa > 32, kulit selanjutnya akan diisi oleh 32 elektron, (b) jika jumlah elektron tersisa < 32, kulit selanjutnya akan diisi oleh 18 elektron, (c) jika jumlah elektron tersisa < 18, kulit selanjutnya akan diisi oleh 8 elektron, (d) lalu jika terdapat sisa 8, elektron yang masih ada akan mengisi kulit selanjutnya.Â
Setiap orbital dalam atom akan ditandai dengan nilai bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), dan bilangan kuantum magnetik (ml) yang khusus. Lalu, setiap orbital maksimum terisi dua buah elektron, yang masing-masing memiliki bilangan kuantum spin (ms) tersendiri. Keempat bilangan kuantum tersebut digunakan untuk mengetahui energi elektron dalam sebuah atom untuk menemukan keberadaan elektron dalam atom tersebut.
Jadi dapat disimpulkan, elektron valensi merupakan elektron yang terletak pada kulit terluar. Adapun elektron valensi memiliki hubungan yang erat dengan sistem periodik, konfigurasi elektron, dan konduktivitas listrik. Dengan menentukan elektron valensi suatu unsur akan diperoleh keberadaan periode beserta golongan unsur tersebut. Elektron valensi juga memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan ikatan kimia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H