Mohon tunggu...
Dsk Md Kurnia Widyasari
Dsk Md Kurnia Widyasari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mahasiswa Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Elektron Valensi

11 Oktober 2022   21:36 Diperbarui: 11 Oktober 2022   21:54 1562
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Di dalam konfigurasi elektron terdapat suatu intilah yang disebut dengan elektron valensi. Elektron valensi merupakan elektron yang berada pada kulit terluar. Adapun jumlah elektron valensi dalam atom dapat menentukan sifat atom tersebut. Unsur-unsur yang berasal dari berbagai golongan memiliki jumlah elektron valensi yang tentunya berbeda-beda juga. 

Jadi, jumlah elektron valensi suatu atom unsur menyatakan nomor golongan unsur tersebut terkhusus untuk unsur-unsur yang berada pada golongan utama. Sedangkan, unsur-unsur yang mempunyai jumlah kulit yang sama terletak di periode yang sama. Hal ini menyebabkan jumlah kulit atom unsur menyatakan nomor periode unsur tersebut.

Elektron valensi mampu dinyatakan sebagai elektron yang letaknya dalam orbital kulit terluar dari sebuah atom. Elektron valensi juga sebagai elektron yang terjauh dari inti atom. Hal itu yang mengakibatkan suatu elektron dapat oleh inti dari atom lain. 

Hal ini juga berkaitan dan memiliki hubungan yang erat dengan konfigurasi elektron, apabila sebuah atom yang elektron valensinya terisi penuh, maka menyerupai pada s2 p6  yang cenderung tidak reaktif atau stabil (keadaan inert). 

Umumnya jenis atom tersebut sulit untuk dapat bereaksi dengan jenis atom yang lainnya. Sedangkan atom yang kelebihan satu bahkan dua elektron cenderung lebih reaktif, maka akan menyerupai golongan 1A, 2A ataupun 3A. Bahkan atom yang kekurangan beberapa elektron juga lebih reaktif. Hal tersebut dapat dilihat pada golongan 16A dan 17A.

Tidak hanya sebagai kulit terluar, elektron valensi memiliki karakteristik diantaranya elektron hanya terdapat pada bagian kulit terluar untuk unsur golongan utama saja. Selain itu, terdapat pada kulit dalam untuk logam transisi. 

Elektron ini sifatnya dapat menyerap atau melepaskan energinya dalam bentuk foton. Pada elektron ini juga menentukan konduktivitas listrik pada sebuah atom. selain itu, banyak yang beranggapan bahwa elektron valensi ini adalah elektron dari kulit terluar atom yang tidak terisi. Hal tersebut muncul dari pengertian valensi yakni jumlah elektron. 

Atom harus naik atau turun untuk memperoleh konfigurasi inert gas atau gas elektronik mulia yang berada di dekatnya. Namun, unsur-unsur yang memiliki 8 buah elektron valensi disebut sebagai gas mulia atau gas inert. Gas-gas tersebut cenderung tidak memiliki reaksi kimia dengan unsur-unsur lainnya. Jumlah elektron suatu unsur sama dengan keberadaannya dalam tabel periodik.

Membahas tentang elektron valensi tentunya memiliki hubungan dengan konfigurasi elektron dimana untuk menentukan golongan atau periode suatu unsur perlu mengetahui konfigurasi elektron unsur tersebut. Adanya konfigurasi elektron ini dapat memudahkan untuk menentukan letak suatu unsur dalam tabel periodik. 

Golongan dari suatu unsur dapat ditentukan dari jumlah elektron valensi atau elektron yang berada di kulit terluar sedangkan dalam menentukan periode unsur maka perlu diketahui jumlah kulit dari unsur-unsur yang didapat dari konfigurasi elektron. Seperti contohnya unsur dengan 3Li yang memiliki konfigurasi 1s2 2s1. Dari contoh tersebut suatu elektron memiliki kulit terluar 2s1 yang menyatakan unsur ini berada pada periode 2 dan golongan 1A. 

Periode suatu unsur dapat diperoleh dari kulit terluar dari konfigurasi elektron sedangkan suatu golongan dapat ditentukan dari jumlah elektron valensinya. Selanjutnya, konfigurasi elektron atom unsur juga memiliki hubungan dengan letak unsur dalam sistem periodik. 

Lebih jelasnya, yaitu Jumlah elektron valensi sama dengan nomor golongan. Namun, hal ini terkecuali untuk unsur helium pada golongan VIIA dan juga pada golongan elektron transisi  yang jumlah kulit elektron atau jumlah lintasan orbital yang ditempati oleh elektron-elektron memiliki kesamaan dengan nomor periode.

Tidak hanya berkaitan dengan konfigurasi elektron, tetapi elektron valensi memiliki hubungan dengan konduktivitas listrik. Hal ini dapat dilihat dari unsur logam yang mempunyai konduktivitas listrik tinggi pada saat berada di keadaan padat. Di dalam sistem periodik unsur, unsur logam ini berada di sebelah kiri yang merupakan klasifikasi non-logam. 

Akibatnya, logam memiliki jumlah elektron valensi yang lebih sedikit. Pada benda padat, elektron valensi akan bersifat bebas. Artinya, dapat berpindah dari satu atom ke atom lain yang terletak di dekatnya. Hal ini juga disebabkan karena energi ionisasi yang dimiliki kecil atau rendah. Elektron valensi yang bersifat bebas bisa dipindahkan dari satu atom ke atom lainnya dengan pengaruh medan listrik. Jadi, elektron valensi akan mempengaruhi konduktivitas listrik suatu logam.

Logam yang berperan sebagai konduktor yang baik adalah aluminium, tembaga, perak, dan emas. Pada klasifikasi non-logam, unsurnya memiliki konduktivitas listrik yang cukup rendah.

Oleh karena itu, unsur non-logam biasanya hanya berperan sebagai isolator atau penghantar. Di dalam sistem periodik, unsur non-logam berada pada bagian kanan, serta memiliki valensi paling sedikit atau setengah penuh, kecuali pada unsur boron. Selain tingkat konduktivitas listrik yang rendah, unsur non-logam memiliki energi ionisasi yang besar sehingga elektron valensi tidak mampu bergerak bebas meninggalkan atom. Contoh isolator pada unsur benda yang bersifat padat adalah belerang. 

Selain itu, terdapat juga senyawa logam yang memiliki sifat isolator. Dikatakan bersifat isolator karena  elektron valensi di dalamnya digunakan dalam pembentukan ikatan ionik. Contohnya pada natrium klorida, walaupun natrium termasuk unsur logam, tetapi disebut isolator karena valensi unsur natrium ini disalurkan ke unsur klorin untuk membentuk sebuah ikatan ionik. Hasilnya, elektron tidak dapat bergerak secara bebas.

Untuk atom unsur golongan utama, penentuan konfigurasi elektron dilakukan berdasarkan nomor atom atau jumlah elektronnya dengan mengikuti aturan yang pertama yaitu elektron-elektron akan mengisi penuh sebanyak mungkin kulit elektron jika masih ada elektron yang tersisa tidak dapat mengisi kulit elektron hingga batas maksimum, terdapat ketentuan yang harus diperhatikan diantaranya terdiri atas (a) jumlah elektron tersisa > 32, kulit selanjutnya akan diisi oleh 32 elektron, (b) jika jumlah elektron tersisa < 32, kulit selanjutnya akan diisi oleh 18 elektron, (c) jika jumlah elektron tersisa < 18, kulit selanjutnya akan diisi oleh 8 elektron, (d) lalu jika terdapat sisa 8, elektron yang masih ada akan mengisi kulit selanjutnya. 

Setiap orbital dalam atom akan ditandai dengan nilai bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimuth (l), dan bilangan kuantum magnetik (ml) yang khusus. Lalu, setiap orbital maksimum terisi dua buah elektron, yang masing-masing memiliki bilangan kuantum spin (ms) tersendiri. Keempat bilangan kuantum tersebut digunakan untuk mengetahui energi elektron dalam sebuah atom untuk menemukan keberadaan elektron dalam atom tersebut.

Jadi dapat disimpulkan, elektron valensi merupakan elektron yang terletak pada kulit terluar. Adapun elektron valensi memiliki hubungan yang erat dengan sistem periodik, konfigurasi elektron, dan konduktivitas listrik. Dengan menentukan elektron valensi suatu unsur akan diperoleh keberadaan periode beserta golongan unsur tersebut. Elektron valensi juga memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan ikatan kimia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun