Mohon tunggu...
Dimas Saptoaji
Dimas Saptoaji Mohon Tunggu... Lainnya - Freelance

Seorang freelance yang memiliki hobi membaca dan berolahraga. Sangat berminat dalam topik pengembangan teknologi, geopolitik, dan pertahanan.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Menjaga Kedaulatan Laut Natuna Utara: Tantangan serta Strategi menghadapi Ancaman di Laut China Selatan

24 Mei 2024   21:10 Diperbarui: 27 Mei 2024   09:17 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta klaim Tiongkok atas sebagian ZEE Indonesia di Perairan Natuna, Indonesia [4]

Di satu sisi, kerjasama dengan Tiongkok dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Tiongkok merupakan salah satu mitra dagang terbesar Indonesia [52] dan menawarkan peluang investasi di berbagai sektor. Kerjasama ini dapat meningkatkan transfer teknologi, menciptakan lapangan pekerjaan, dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Di sisi lain, hubungan pertahanan dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat telah memperkuat keamanan maritim Indonesia. Amerika Serikat dan negara-negara Barat memiliki teknologi militer yang canggih dan pengalaman panjang dalam menjaga keamanan maritim. Kerjasama dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat dapat membantu Indonesia dalam meningkatkan kemampuannya untuk memerangi perompakan laut, menjaga kedaulatan wilayah maritim, dan menghadapi ancaman keamanan maritim lainnya.

Namun, sikap netral ini juga memiliki konsekuensi. Amerika Serikat mungkin tidak akan memberikan akses penuh terhadap teknologi canggih yang dimilikinya kepada Indonesia dengan alasan keamanan. Hal ini seperti terjadi pada Turki, yang dikeluarkan dari program pengembangan pesawat tempur F-35 karena mengakuisisi sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia [53]. Contoh lainnya yaitu Uni Emirat Arab yang dipersulit oleh Amerika untuk membeli jet tempur F-35 dikarenakan memilih Huawei dari Tiongkok sebagai provider internet 5G [54][55].

Indonesia perlu melangkah dengan hati-hati dalam menyeimbangkan hubungannya dengan dua kekuatan besar ini. Diplomasi yang cerdas dan proaktif diperlukan untuk memaksimalkan peluang dan meminimalkan risiko dari situasi geopolitik yang kompleks ini.

Penting bagi pemerintah untuk terus bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk TNI, industri pertahanan dalam negeri, dan negara-negara sahabat, untuk memastikan bahwa Indonesia memiliki pertahanan yang kuat dan siap untuk menangkal berbagai ancaman dari luar.

Sumber/Referensi

[1]

L. J. Morris and G. P. Paoli, "A Preliminary Assessment of Indonesia's Maritime Security Threats and Capabilities," RAND Corporation, Santa Monica, 2018.

[2]

M. Li, “Mengelola Isu Keamanan di Laut Cina Selatan: Dari DOC ke COC,” Kyoto Review, 15 Maret 2014. [Online]. Available: https://kyotoreview.org/bahasa-indonesia/mengelola-isu-keamanan-di-laut-cina-selatan-dari-doc-ke-coc/. [Diakses 26 Maret 2024].

[3]

C. Kennedy, “The Struggle for Blue Territory. Chinese Maritime Militia Grey-Zone Operations,” RUSI Journal, vol. 163, no. 5, p. 8, 2018.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun