Mohon tunggu...
Suzy Yusna Dewi
Suzy Yusna Dewi Mohon Tunggu... -

Dr. Suzy Yusna Dewi, dr. SpKJ(K)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bagaimana Mendeteksi ADHD pada Anak Anda? (Bagian 1)

13 Januari 2015   16:31 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:15 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada salah satu sesi konsultasi, saya bertemu dengan seorang anak usia 6 tahun yang dibawa oleh kedua orangtuanya untuk berkonsultasi atas rujukan dari sekolah. Menurut keterangan sekolah, anak ini tidak bisa mengikuti pembelajaran di kelas selama masa observasi persiapan masuk sekolah berlangsung. Namun, menurut orangtuanya sang anak tidak bermasalah, hanya sekedar tidak bisa duduk tenang dan gaya belajarnya auditorik. Ayah merasa anaknya hanya terlambat bicara seperti saudaranya yang lain.

Orangtua pun kemudian bercerita tentang adanya riwayat keluarga yang kebanyakan terlambat bicara semenjak kecil. Keterlambatan bicara tersebut salah satunya terjadi pada adik dari pihak ayah, namun menurut mereka toh pada akhirnya bisa menjadi orang sukses. Dari cerita itulah orangtua merasa bahwa anaknya sedang mengalami hal yang sama dengan pamannya, mereka tetap menyangkal bahwa anaknya kini sebenarnya bermasalah.

Pada saat observasi, tampak anak bolak-balik memanjat sofa dan meja, kemudian saat dilarang oleh orangtuanya sang anak pun terdiam sejenak, tapi setelah itu kembali seperti semula.

Pada sesi konsultasi yang sama, saya pun kemudian mencoba memaparkan penjelasan mengenai beberapa gejala ADHD secara lebih rinci. Setelah menyimaknya secara seksama, barulah orangtua mulai berpikir dan merasa anaknya berbeda dengan anak lain dan bukan sekedar karena cara belajar yang berbeda.

Berdasarkan kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa anak mengalami gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Diorder) yang tidak disadari oleh orangtuanya. Perlu kesadaran orangtua untuk mengenali gejala ADHD sejak dini, karena jika tidak akan berdampak serius dalam prestasi belajar dan akademik, juga di dalam berkembangnya perilaku destruktif. ADHD dapat berkembang menjadi remaja/dewasa dengan ADHD menetap yang akan menganggu fungsi sosial dan pekerjaannya. Berdasarkan data, 20%-40% anak ADHD ketika remaja dapat berkembang menjadi gangguan tingkah laku (conduct disorder) dan 10%-20% menjadi gangguan kepribadian anti-sosial (personality disorder)/psikopat.

Lalu bagaimana cara mengenali ADHD? di bawah ini dipaparkan gejala ADHD secara umum yang dapat menjadi referensi orangtua untuk segera merujuk ke profesional jika mendapati anaknya memiliki gejala berikut :


  • Anak sulit sekali belajar


Anak dengan ADHD memang sulit  sekali  belajar.  Mereka  tidak  pernah bisafokusmenyelesaikan  pekerjaan. Seringkali anak ADHD meninggalkanpekerjaan  yangseharusnya menjadi    tanggungjawabnya.   Pada   satu titik anak ADHD bisa sajatantrum karena tidak  bisa mengendalikan amarah karena diminta menyelesaikantugas yang tidak pernah bisa diselesaikannya.


  • Anak tidak pernah fokus


Anak  ADHD sulit   sekali  menyelesaikan pekerjaan  hingga  tuntas. Tidakhanyapada pelajaran, pada permasalahan yang datang di  hadapannyasulit diselesaikan dengan baik. Seringkali kurang  fokusanak  ADHD membuatorangtua menyerah dan bingung untuk memberitahu mereka.


  • Anak sulit mendengarkan bila diajak bicara


Kecenderungan anak ADHD tidak mendengarkan ketika diajak bicara. Mereka seakan cuek dengan lingkungan sekitar. Gejala ini sebenarnya mirip dengan gejala autisme yang ringan, hanya saja pada autisme tidak terjalin kontak mata dan komunikasi verbal dan non-verbal.


  • Perhatian mudah terpecah bila ada gangguan dari luar


Pernahkah anda melihat anak anda yang sedang menyiapkan diri untuk mengerjakan PR tiba-tiba saja pergi meninggalkan tugasnya ketika tahu ada teman atau kartun kesukaannya diputar? Yah, pada anak ADHD kecenderungan untuk meninggalkan pekerjaan seringkali terjadi. Mereka tidak akan pernah punya beban ketika pekerjaan rumah mereka tidak selesai. Karena sikap inilah terkadang orangtua dibuat kesal dengan perilaku anak ADHD.


  • Kehilangan benda-benda dan alat tulisnya


Anak ADHD seringkali lupa menaruh barang. Seorang murid di klinik kami seringkali lupa menaruh barang miliknya. Beberapa barang bahkan tertinggal di sekolah atau di rumah. Seringkali orangtua bingung dan memarahi anak karena ia mereka tidak mendengarkan orang lain bicara karena fokus pada yang dipikirkan.


  • Tidak paham dengan instruksi


Pada  situasi  tertentu,  anak  ADHD akan sulit memahami instruksi yang orangtua/ guru  berikan.   Mereka   akan   cenderung sulit menganalisa  apa yang diinginkan dari sebuah instruksi kompleks. Misalnya ketika terapis memberikan instruksi   pada   anak   untuk   mengambil buku, membuka  buku kemudian membaca halaman pada buku. Pada anak ADHD biasanya tidak bisa langsung mengerti dengan instruksi tersebut.


  • Terlalu aktif dalam bergerak

Anak ADHD memiliki kecendrungan terus bergerak.  Mereka  seperti   tidak memiliki rem untuk mengatur gerak tubuhnya. Seperti saat bermain anak ADHD bisa tiba- tiba saja melakukan  gerakan  yang sangat cepat dan terus menerus, sehingga  teman- temannya  seringkali bingung  bagaimana cara menghadapinya.

Beberapatemannya bahkan  menjauhinya karena mereka menganggapanak ADHD initidakmengertiaturanmain.Misal:Ketika anak-anak  bermain bola,anakADHDbisa sajabermaindengan mereka,berusaha menendangbola kegawang.  Sayangnya diatidakbisaberhenti ketikaia melakukanpelanggaran  seperti   mendorong atau keluar dari garis lapangan.


  • Sulit menunggu giliran

Tidak mudah membuat anak menunggu giliran. Karena aktif dalam melakukan kegiatan, anak ADHD cenderung mudah bosan. Pada level tertentu anak ADHD bahkan   menjadi   cemas  ketika gilirannya tidak ditunaikan.

Salah satu contoh ketika mereka harus menyelesaikan tugas khusus di sekolah sementara anak-anak  lain pulang  sekolah. Pada   situasi  ini  anak   ADHD terkadang cemas  dan  sulit  sekali untuk  tidak  pergi meninggalkan  ruang kelas.  Bila dicegah, anak ADHD bahkan bisa menjadi tantrum.


  • Terlalu cepat menjawab pertanyaan walaupun pertanyaan yang diajukan belum selesai

Pada   situasi   tertentu  anak   ADHD bisa menjawab    pertanyaan   dengan  sangat cepat meski kita belum menyelesaikan pertanyaan. Hanya saja pertanyaan yang dijawab terkadang bukanlah jawaban yang benar-benar tepat.

Misalnya ketika anak bertanya  tentang apa saja yang sudah dipelajari di sekolah. Anak ADHD akan  dengan cepat  memberitahu tentang  apa   yang  sudah   dipelajari   di sekolah, tapi ketika ditanya tentang bagaimana pelajaran  di kelas dan  belajar apa  saja, anak ADHD biasanya  cenderung hanya menjelaskan  kulit luarnya saja, tidak bisa menjelaskan secara terperinci pelajaran di kelas dan maksud belajar di kelas.


  • Mengganggu orang lain.

Anak ADHD dalam  situasi  tertentu akan sangat  mengganggu orang  di sekitarnya. Kadang kejahilan mereka tidak pada tempatnya. Jika diberitahu dan dijelaskan, mereka  tidak  akan  pernah  mengerti  dan terus mengulangi hal yang sama.

Inilah gejala-gejala   umum   yang   terjadi pada anak ADHD, apakah anak anda  termasuk di  dalamnya? Bila ya, maka mungkin sudah saatnya anda berkonsultasi pada professional di bidangnya  seperti  psikiater anak atau  psikolog anak.

Untuk mengetahui gejala ADHD pada remaja, simak “Bagaimana Mendeteksi ADHD pada Anak Anda? (Bagian 2″)pada postingan selanjutnya.

Sumber referensi :


  • “Strategi & Metode Belajar untuk Anak ADHD” by Dr. Suzy Yusna Dewi, dr., SpKJ(K)
  • “Fact Sheet: Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Topics”, adapted from R. A. Barkley & K. R. Murphy (2006) Attention deficit hyperactivity disorder: A clinical workbook (3rd ed.)
  • “ADHD and Conduct Disorder” by Eileen Bailey




Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun