Pada salah satu sesi konsultasi, saya bertemu dengan seorang anak usia 6 tahun yang dibawa oleh kedua orangtuanya untuk berkonsultasi atas rujukan dari sekolah. Menurut keterangan sekolah, anak ini tidak bisa mengikuti pembelajaran di kelas selama masa observasi persiapan masuk sekolah berlangsung. Namun, menurut orangtuanya sang anak tidak bermasalah, hanya sekedar tidak bisa duduk tenang dan gaya belajarnya auditorik. Ayah merasa anaknya hanya terlambat bicara seperti saudaranya yang lain.
Orangtua pun kemudian bercerita tentang adanya riwayat keluarga yang kebanyakan terlambat bicara semenjak kecil. Keterlambatan bicara tersebut salah satunya terjadi pada adik dari pihak ayah, namun menurut mereka toh pada akhirnya bisa menjadi orang sukses. Dari cerita itulah orangtua merasa bahwa anaknya sedang mengalami hal yang sama dengan pamannya, mereka tetap menyangkal bahwa anaknya kini sebenarnya bermasalah.
Pada saat observasi, tampak anak bolak-balik memanjat sofa dan meja, kemudian saat dilarang oleh orangtuanya sang anak pun terdiam sejenak, tapi setelah itu kembali seperti semula.
Pada sesi konsultasi yang sama, saya pun kemudian mencoba memaparkan penjelasan mengenai beberapa gejala ADHD secara lebih rinci. Setelah menyimaknya secara seksama, barulah orangtua mulai berpikir dan merasa anaknya berbeda dengan anak lain dan bukan sekedar karena cara belajar yang berbeda.
Berdasarkan kasus di atas, dapat disimpulkan bahwa anak mengalami gejala ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Diorder) yang tidak disadari oleh orangtuanya. Perlu kesadaran orangtua untuk mengenali gejala ADHD sejak dini, karena jika tidak akan berdampak serius dalam prestasi belajar dan akademik, juga di dalam berkembangnya perilaku destruktif. ADHD dapat berkembang menjadi remaja/dewasa dengan ADHD menetap yang akan menganggu fungsi sosial dan pekerjaannya. Berdasarkan data, 20%-40% anak ADHD ketika remaja dapat berkembang menjadi gangguan tingkah laku (conduct disorder) dan 10%-20% menjadi gangguan kepribadian anti-sosial (personality disorder)/psikopat.
Lalu bagaimana cara mengenali ADHD? di bawah ini dipaparkan gejala ADHD secara umum yang dapat menjadi referensi orangtua untuk segera merujuk ke profesional jika mendapati anaknya memiliki gejala berikut :
- Anak sulit sekali belajar
Anak dengan ADHD memang sulit sekali belajar. Mereka tidak pernah bisafokusmenyelesaikan pekerjaan. Seringkali anak ADHD meninggalkanpekerjaan yangseharusnya menjadi tanggungjawabnya. Pada satu titik anak ADHD bisa sajatantrum karena tidak bisa mengendalikan amarah karena diminta menyelesaikantugas yang tidak pernah bisa diselesaikannya.
- Anak tidak pernah fokus
Anak ADHD sulit sekali menyelesaikan pekerjaan hingga tuntas. Tidakhanyapada pelajaran, pada permasalahan yang datang di hadapannyasulit diselesaikan dengan baik. Seringkali kurang fokusanak ADHD membuatorangtua menyerah dan bingung untuk memberitahu mereka.
- Anak sulit mendengarkan bila diajak bicara
Kecenderungan anak ADHD tidak mendengarkan ketika diajak bicara. Mereka seakan cuek dengan lingkungan sekitar. Gejala ini sebenarnya mirip dengan gejala autisme yang ringan, hanya saja pada autisme tidak terjalin kontak mata dan komunikasi verbal dan non-verbal.
- Perhatian mudah terpecah bila ada gangguan dari luar
Pernahkah anda melihat anak anda yang sedang menyiapkan diri untuk mengerjakan PR tiba-tiba saja pergi meninggalkan tugasnya ketika tahu ada teman atau kartun kesukaannya diputar? Yah, pada anak ADHD kecenderungan untuk meninggalkan pekerjaan seringkali terjadi. Mereka tidak akan pernah punya beban ketika pekerjaan rumah mereka tidak selesai. Karena sikap inilah terkadang orangtua dibuat kesal dengan perilaku anak ADHD.
- Kehilangan benda-benda dan alat tulisnya
Anak ADHD seringkali lupa menaruh barang. Seorang murid di klinik kami seringkali lupa menaruh barang miliknya. Beberapa barang bahkan tertinggal di sekolah atau di rumah. Seringkali orangtua bingung dan memarahi anak karena ia mereka tidak mendengarkan orang lain bicara karena fokus pada yang dipikirkan.
- Tidak paham dengan instruksi
Pada situasi tertentu, anak ADHD akan sulit memahami instruksi yang orangtua/ guru berikan. Mereka akan cenderung sulit menganalisa apa yang diinginkan dari sebuah instruksi kompleks. Misalnya ketika terapis memberikan instruksi pada anak untuk mengambil buku, membuka buku kemudian membaca halaman pada buku. Pada anak ADHD biasanya tidak bisa langsung mengerti dengan instruksi tersebut.
- Terlalu aktif dalam bergerak
Anak ADHD memiliki kecendrungan terus bergerak. Mereka seperti tidak memiliki rem untuk mengatur gerak tubuhnya. Seperti saat bermain anak ADHD bisa tiba- tiba saja melakukan gerakan yang sangat cepat dan terus menerus, sehingga teman- temannya seringkali bingung bagaimana cara menghadapinya.
Beberapatemannya bahkan menjauhinya karena mereka menganggapanak ADHD initidakmengertiaturanmain.Misal:Ketika anak-anak bermain bola,anakADHDbisa sajabermaindengan mereka,berusaha menendangbola kegawang. Sayangnya diatidakbisaberhenti ketikaia melakukanpelanggaran seperti mendorong atau keluar dari garis lapangan.
- Sulit menunggu giliran
Tidak mudah membuat anak menunggu giliran. Karena aktif dalam melakukan kegiatan, anak ADHD cenderung mudah bosan. Pada level tertentu anak ADHD bahkan menjadi cemas ketika gilirannya tidak ditunaikan.
Salah satu contoh ketika mereka harus menyelesaikan tugas khusus di sekolah sementara anak-anak lain pulang sekolah. Pada situasi ini anak ADHD terkadang cemas dan sulit sekali untuk tidak pergi meninggalkan ruang kelas. Bila dicegah, anak ADHD bahkan bisa menjadi tantrum.
- Terlalu cepat menjawab pertanyaan walaupun pertanyaan yang diajukan belum selesai
Pada situasi tertentu anak ADHD bisa menjawab pertanyaan dengan sangat cepat meski kita belum menyelesaikan pertanyaan. Hanya saja pertanyaan yang dijawab terkadang bukanlah jawaban yang benar-benar tepat.
Misalnya ketika anak bertanya tentang apa saja yang sudah dipelajari di sekolah. Anak ADHD akan dengan cepat memberitahu tentang apa yang sudah dipelajari di sekolah, tapi ketika ditanya tentang bagaimana pelajaran di kelas dan belajar apa saja, anak ADHD biasanya cenderung hanya menjelaskan kulit luarnya saja, tidak bisa menjelaskan secara terperinci pelajaran di kelas dan maksud belajar di kelas.
- Mengganggu orang lain.
Anak ADHD dalam situasi tertentu akan sangat mengganggu orang di sekitarnya. Kadang kejahilan mereka tidak pada tempatnya. Jika diberitahu dan dijelaskan, mereka tidak akan pernah mengerti dan terus mengulangi hal yang sama.
Inilah gejala-gejala umum yang terjadi pada anak ADHD, apakah anak anda termasuk di dalamnya? Bila ya, maka mungkin sudah saatnya anda berkonsultasi pada professional di bidangnya seperti psikiater anak atau psikolog anak.
Untuk mengetahui gejala ADHD pada remaja, simak “Bagaimana Mendeteksi ADHD pada Anak Anda? (Bagian 2″)pada postingan selanjutnya.
Sumber referensi :
- “Strategi & Metode Belajar untuk Anak ADHD” by Dr. Suzy Yusna Dewi, dr., SpKJ(K)
- “Fact Sheet: Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Topics”, adapted from R. A. Barkley & K. R. Murphy (2006) Attention deficit hyperactivity disorder: A clinical workbook (3rd ed.)
- “ADHD and Conduct Disorder” by Eileen Bailey
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H