Mengenai wilayah dan kekuasaan, Peradaban para Mers dan Keunikan para Merlow
Tak hanya Glahad yang menjadi wilayah kekuasaan para Duns. Wilayah paling luas di seluruh Gloebh, Calmasca adalah gabungan perairan, bebatuan, padang rerumputan dan belantara luas dengan banyak daerah-daerah kecil yang dihuni oleh duns penghuni hutan.
Sebagian besar dari mereka adalah para pemanah-pemanah yang hebat dan menjadi sangat tangguh untuk sebuah pasukan, walau hanya sedikit dari beberapa diantaranya yang sanggup menyamai atau mengungguli keahlian para Ellazar.
Tak ada pembagian batas di wilayah itu, karena beberapa Duns ksatria menganggap hal itu tak begitu penting, hanya saja letak, kontur dan bentuk daerah yang akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam berperang ataupun berburu.
Di tepi timur utara, semenjak perang besar di zaman pertama, tepatnya di wilayah Anadhia, mereka membangun kebanggaan mereka yang kuat dan kokoh, Pharadia. Memang dari ukuran dan luas tak terlalu besar untuk sebuah istana, atau tepatnya itu hanya sebuah benteng bukanlah istana para raja-raja besar.
Walaupun tanpa sosok raja yang kuat, tapi benteng itu sanggup bertahan dari serangan tiga batalion sekalipun. Di beberapa susunan dindingnya, logam-logam yang kuat terlihat keras dan berkilau seperti senjata-senjata mereka, dan itu adalah senjata-senjata para Duns dari para leluhur yang mati di perang akbar yang terlebur oleh panasnya merick.
Konon bangunan megah itu didirikan oleh pemimpin-pemimpin yang berani dari golongan mereka, jiwa dan semangat leluhur mereka terukir di setiap pahatan dinding istana. Kebanggaan itu awalnya bukanlah sebuah benteng melainkan sebuah pintu pembatas wilayah diluar kekuasaan para Mers manusia.
Jalur selatan Calmasca, tepatnya jalur menuju ke Ramadh Empire, menjadi tempat berbahaya bagi mereka yang tak memiliki keahlian berperang atau berburu, karena mahluk-mahluk buas bergerak bebas di wilayah itu, terutama gerombolan serigala Noamath.
Bagi pendatang, yang ingin melintas dengan selamat, maka harus mengeluarkan imbalan yang pantas bagi pemburu-pemburu hutan yang telah mengawal mereka. Walaupun tak sedikit tersiar kabar beberapa rombongan mengalami kegagalan tatkala melewati belantara Calmasca karena serangan-serangan mahluk buas, terutama Burgkha liar.
Dua Wilayah besar terakhir yang mayoritas dihuni Mers manusia adalah Ramadh dan Varlord. Tak banyak perbedaan dari keduanya dalam hal pemerintahan ataupun kekuasaan, hanya saja Ramadh tak dipimpin oleh seorang raja yang akan memutuskan semua kepentingan dan kebijaksanaan.
Dewan petinggi Ramadh Hilleig adalah kekuasaan tertinggi yang menentukan banyak kebijakan atau aturan yang berlaku di tanah Ramadh. Pada umumnya Hilleigh akan memutuskan sesuatu jika sesuatu hal dianggap penting dan genting, dengan tiga tanda terompet api Farcon yang menyala, dimana menandakan tiga dari sembilan petinggi Ramadh perlu melakukan tindakan dan keputusan.
Berbicara tentang Varlord. Pembaca akan lebih bisa memahami dan mambayangkan seperti apa negeri para Raja itu dengan berjalannya cerita, karena kisah di buku kedua juga akan berawal di wilayah ini.
Sejenak tentang peziarah Mers (Merlow)
Setiap keluarga dari para peziarah hampir tak pernah bersinggungan dalam kegiatan masal maupun acara perayaan dalam sejarah kebesaran Gloebh. Dalam bentuk apapun, kedamaian selalu bersanding dengan setiap langkah yang coba mereka putuskan, mengikuti sejuknya tiupan hutan dan jernihnya aliran Uperaka.
Banyak dari mereka yang hidup di hutan-hutan meninggalkan semua perselisihan. Senjata dan kemilau tahta tak membuat mereka bergerak dari teduhnya Past junggle ataupun balutan damai Lostree. Walaupun petualangan liar adalah jalan mereka, mereka lembut bahkan terkesan lebih mirip dengan kaum bijak negeri seberang, hanya saja kemisteriusan tetap tampak di setiap ciri yang terlihat bagi mers yang lain.
Banyak sekali waktu-waktu luang mereka lewati dalam ketenangan yang sengaja mereka ciptakan, dan senantiasa mereka lebih menikmati kedamaian itu seperti masa-masa di negeri lampau, seperti terdengar nyanyian-nyanyian jernih di setiap air yang mengalir dan suara serangga-serangga kecil di ladang-ladang mereka.
Seperti yang pernah dikisahkan buku hijau “Merlow” atau di dalam cerita ini adalah buku pertama, tepat setelah kisah peperangan terbesar di zaman pertama. Awal mula jauh sebelum perang besar zaman pertama, para peziarah hanya dikenal sebagai Mers biasa, karena pada waktu itu tak ada pembagian kasta berdasarkan kemampuan tertentu seseorang. Hanya saja para kaum Ellazar memberi mereka julukan penjaga kedamaian Gloebh.
Kaum peziarah layaknya kaum-kaum bijak dengan kebiasaan mereka. Umumnya, raut-raut wajah mereka terkesan tanpa keramahan, akan tetapi walupun begitu tak sedikit dari mereka yang sangat riang dalam bergaul. Rahasia-rahasia sangat erat tersimpan di hati mereka dan tak pernah tersebar seperti jejak-jejak mereka.
Merlow, begitu mereka menyebutnya adalah salah satu golongan dari kaum mers yang menjaga kedamaian Gloebh dengan apa disebut dengan yhuluks atau pujian. Lantunan pujian itu dipercaya membawa dan menyebar kedamaian seperti apa yang pernah dijanjikan para kaum bijak negeri seberang atas sesuatu yang tampak mustahil dan rahasia.
Kaum Merlow sendiri terbagi atas empat jenis, seperti Ziar, Gimbhelt, Nyarmatev dan Klayaph. Banyak golongan yang membedakan para merlow mulai dari ciri sifat ataupun penampilan. Salah satunya adalah rombongan hat lingkar lebar, biasa mereka disebut Gimblhet.
Dengan penutup kepala lebar, Gimblhet lebih sering dijumpai pada kegembiraan suasana di Chombain, seperti tempat perjodohan, daripada di acara-acara duka dan pertemuan-pertemuan genting, tentu saja dengan sajian aneka menu kegemaran mereka.
Kebiasaan mereka yang terbuka tetap menjadikan mereka disebut sebagai Merlow daripada salah satu dari para Mers pada umumnya, karena tetap saja mereka melakukan kebiasaan tak asing dengan pujian-pujian di malam-malam yang dingin, tentunya setelah yang lain lelah dengan berbagai hiburan yang mereka sajikan.
Salah satu dari mereka dan cukup terkenal, keturunan Dhiloin, Meidien, dengan modal dasar wajah yang lucu, seringkali memberikan hiburan-hiburan trik sulap yang memukau dan sanggup bermain-main api dari semburan mulutnya atau menghilangkan sesuatu yang berharga atau menarik dari tangannya.
Yang sering dijumpai di tempat umum, dan lebih sering tidak berkelompok, sekedar minum dan sejenak melepas lelah seperti persinggahan atau penginapan di jalur-jalur besar adalah peziarah Klayaph, atau biasa dikenal dengan Merlow penjelajah dari pesisir selatan, tepatnya di Charuban dan sebagian besar Talunwood.
Mereka adalah para Merlow yang dalam hal masalah jumlah, jenis mereka adalah yang paling sedikit. Penampilan mereka juga cukup unik untuk seorang Merlow, bertudung tanpa hat dan dengan ciri khas jubah kelabu, bahkan mereka tak menunjukkan sesuatu yang berbeda seperti mers-mers pada umumnya yang sering dijumpai saat bergabung dengan keramaian.
Seorang peziarah Klayaph memang sedikit berbeda dari kaum Merlow pada umumya, selalu berjalan datang dan pergi seperti serigala Naomath bukit kelabu Mereka tak pernah membedakan perjalanan abadi atau pergaulan dengan banyak orang, tetapi memang tertutup dengan tujuan perjalanan dan rahasia mereka, seperti kemisteriusan.
Mereka tergolong pandai dengan berbagai kemampuan unik yang memang menjadi cirikhas dalam bertahan hidup di dalamnya Past Junggle, seperti tehnik licik hutan hilang ataupun berkamuflase, yang sering-sering disebut tehnik sihir, walaupun tak satupun kabar itu benar karena tak sedikitpun sihir pernah mereka pakai.
Dari utara, di kota para raja negeri besar nan sangat indah, dan sebagian kecil dari penjaga Gloebh yang dianggap tak penting, mulai terasing dan terlupakan adalah para peziarah perak atau silver, dan sering mereka disebut dalam dialek bahasa mereka sendiri dengan sebutan Nyarmatev.
Dari penampilan mereka lebih bisa di bilang bergaya daripada Merlow yang lain. Beberapa yang diketahui menjadi dewan penasihat bijak di Varlord dan sebagian besar di anugarahi menjadi anggota dari dewan pemutus sidang-sidang genting di balairung Ramadh Empire.
Pakaian mereka lebih rapi dan setiap dari mereka selalu memakai perhiasan di rambut, terbuat dari ranting putih berkilau pohon Aerguen yang dikenal sebagai pohon cahaya, yang tampak berfungsi seperti pencjepit kecil agar rambut panjang mereka terlihat rapi.
Mereka tak membeli ataupun mencari untuk mendapatkan perhiasan-perhiasan itu, tetapi kebanyakan dari penghuni Gloebh mengatakan itu adalah berkah yang diberikan oleh kaum bijak ataupun para raja-raja besar.
Yang terakhir, kaum peziarah yang memiliki ciri-ciri khusus dengan tongkat berkelok tak beraturan berwarna putih panjang berhiaskan Merilac di bagian atasnya, dan seringkali berkukuh hati dengan pendirian yang menurut mereka benar adalah Peziarah Putih, yang dikenal dengan sebutan Ziar.
Banyak dari kalangan mereka tak begitu sepaham dalam memutuskan sesuatu, akan tetapi perselisihan fisik selalu mereka hindari. Keputusan dewan mereka menjadi sakral sebagai sebuah titah yang harus mereka jalankan, terutama di saat-saat genting. .
Banyak dari keturunan-keturunan ziar adalah perpaduan antara Merlow dan Duns dengan sejarah panjang yang kelam, dan usia mereka cenderung lebih tua dari pada Merlow yang lain, akan tetapi kemampuan fisik mereka dalam pertempuran tetap terjaga,seperti keturunan Lafael yang mafir dalam bermain tombak sampai gererasi terakhir mereka Luthian.
Walaupun mereka tak memakai pedang ataupun kapak, mereka sanggup memperlihatkan sedikit kemampuan bertarung hanya dengan tongkat cahaya mereka, bahkan Lightsee dengan pedang kembar tetap memperhitungkan hal tersebut.
Hanya mereka, dan tentunya hanya dari kalangan tertentu seperti Dhois atau Ailadh, yang mengetahui cukup jelas kisah perjuangan-perjuangan besar di zaman pertama sampai perang akbar yang menjadi masa kelam saat itu.
Banyak sekali pengetahuan-pengetahuan yang membuat mereka lebih dari sekedar tahu dibanding para merlow lain mengenai sejarah-sejarah, karena mereka terlibat selalu mencatatnya dalam buku-buku yang sekarang dianggap berharga.
Mengenai kebiasaan, sebagian dari mereka menyibukkan dengan kegiatan disiang hari, seperti berkebun dengan tanaman obat-obatan ataupun mendampingi pertemuan-pertemuan penting para petinggi kerajaan dan setelahnya mereka akan melanjutkan rutinitas keyakinan mereka.
Bersama dengan para peziarah Klayaph, yang memang sengaja singgah atau dalam tujuan tertentu dalam pertemuan di aula Ushtar, mereka melantunkan pujian-pujian kepada Yang Tak Mampu Dibayangkan. Sebagai kegiatan yang hanya dilakukan para merlow hal itu adalah rutinitas yang wajib bagi mereka.
Tepat di bawah bulan terang dan di atas makam para leluhur mereka, pujian-pujian itu seperti doa-doa keagungan. Tersiar kabar hanya dengan pujian-pujian itu Gloebh mengikat diri dalam lindungan sang Maha Agung, walaupun para peziarah tak pernah mengetahui alasan-alasan pastinya.
Beberapa Merlow dari golongan lain juga memiliki pengetahuan tentang kemampuan bertarung, walaupun tak sebanyak seperti Ziar. Kemampuan mereka dalam bertarung hanya dalam batas tertentu dan mereka gunakan sebagai pelindung diri, baik dari para binatang buas ataupun para perampok saat mereka melakukan petualangan di alam liar.
Banyak sekali kemampuan-kemampuan tak terduga dari para peziarah yang sesuai pertempuran di zamannya, seperti tehnik-tehnik mengenai ketrampilan tangan ataupun keahlian dalam meramu obat. Akan tetapi yang paling bisa dibanggakan dari mereka adalah pengetahuan mereka mengenai dunia atau sejarah-sejarah kuno, baik Mers, Ellazar ataupun Gnom.
Perjalanan sering mereka kisahkan dalam seperti kebanggaan, dan bahkan sebagian tertulis dalam buku-buku besar kaum Peziarah, sebagai catatan penting sejarah masa Gloebh dan mereka abadikan di puncak Balairung Casseltnya, balairung para ellazar dan masih menjadi tempat teraman sampai saat ini.
Tulisan – tulisan mereka sangat berguna setelah masanya, walaupun mereka sendiri tak begitu peduli akan rahasia besar tulisan itu. Sebagai petunjuk teka-teki sejarah Gloebh, tentu saja tak sedikit yang ingin menguasainya, dan tak lebih seperti buku-buku keramat yang hanya bisa dibuka oleh yang terpilih.
Key Words
Kisah yang melibatkan para merlow. Dua buah bukti dengan mitos yang dianggap sebagai desas-desus. Peziarah utara, para Nyarmatev yang dikenal dengan para Khailus,selalu mencari pengetahuan dengan pemikiran-pemikiran yang aneh.
Para Lomers, terkecuali mereka yang menetap di Past Junggle, menjuluki mereka tukang sihir dengan apa yang dilihat dari penampilan, seperti jubah kusut kelabu dan topi lancip yang sama sekali tak mirip Nyarmatev pada umumnya.
Beberapa rumor mengatakan mereka, para Khailus telah menguasai kemampuan itu, sebuah pengetahuan tentang lintas dimensi, sebuah pengetahuan para kaum bijak yang coba mereka ciptakan sesuai keingginan mereka, yang dikenal dengan sebutan Sum-aruf atau dalam bahasa kita pelintas arwah.
Hal itu menjadi kabar menakutkan di zaman kedua ini, entah seperti apa mereka menyebutnya, karena pengetahuan itu dalam sejarah Gloebh, sebenarnya adalah anugrah dari para bijak untuk yang terpilih. Sebaian besar para Mers meyebutnya sihir terlarang, karena aturan-aturan yang mengikat pada pengetahuan itu mulai dilupakan ataupun diganti.
Seperti kabar di atas sebelumnya. Dikisahkan layaknya mitos, salah satu keluarga para petinggi Merlow, teman lama Marsmul, seorang peziarah Klayaph, bahwa seorang kaum bijak pernah mendatangi seorang peziarah di suatu waktu sebelum perang besar dimulai.
Sebuah pengetahuan dan rahasia besar para Ellazar telah diberikan ke salah satu keturunan Mers, tepatnya seorang Merlow yang tak jelas siapa yang dimaksud. Dengan alasan tertentu seorang Ellazar telah melanggar sumpahnya menyimpan rahasia itu sampai cahaya hilang dari dirinya.
Sebuah pengetahuan, atau bisa dibilang mantra sihir yang dikenal dengan Sum-mon adalah sebuah mantra pemanggil arwah. kabar itu seperti angin lampau, tetapi kebenarannya tertulis di buku “Pengembala”. Bahkan di salah satu bagiannya, satu rahasia mengenai mantra sihir itu tertulis dengan potongan yang hilang.
Entah dengan sengaja potongan itu tersobek atau rusak oleh berlalunya waktu. Hanya peziarah Klayaph generasi pertama dan beberapa penerusnya yang mengetahui isi pastinya dan mereka tak pernah dijumpai tepat setelah zaman kedua dimulai. Tetapi kebenaran selalu mereka ceritakan pada kaumnya,
“itu bukanlah sihir, yang sangat menakutkan dan terlarang, melainkan hanya sebuah doa dan permintaan yang terkabul seperti semestinya”, ujar salah satu dari para Gimbhelt untuk menghilangkan ketakutan-ketakutan. Tetapi mengenai hal sihir selalu menarik untuk dibahas walaupun sangat tabu di zaman kedua masa Gloebh.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI