Mohon tunggu...
dharu suwandono
dharu suwandono Mohon Tunggu... Guru - ora penting dadi opo-opo, nanging dadio opo-opo sing manfaati

no profile with me, but many profile with us

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

THE RUNES - Beginning (Bagian 3)

6 Januari 2025   13:37 Diperbarui: 6 Januari 2025   13:37 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
modified from free pick, pngtree and etc

Wilayah selatan mempunyai luasan paling kecil karena tak ditemukan perbedaan itu sebuah wilayah atau sebuah perbatasan. Wilayah ini jika terlihat hanya mempunyai wilayah yang lebarnya tak jauh dari lebar sungai  Uperaka, akan tetapi panjangnya juga sebatas Aliran yang melewati tanah berbatu.

Banyak tempat di batu-batu Glahad mempunyai sejarah nama-nama yang diberikan atas dasar peristiwa ataupun ciri-ciri tertentu, seperti Montblock ataupun Digtunel yang berada di wilayah tengah. Montblock dikenal sebagai tanah -pulau- raksasa batu, karena alasan yang sudah jelas dan menjadi daerah terlarang bagi mereka yang mempedulikan keselamatan.

Berbeda dengan lubang gelap nan panjang Digtunel, yang menjadi perlindungan atas harta-harta kebanggaan negeri Glahad. Tak ada sejarah yang mengatakan lubang yang sangat besar itu pernah terbuat oleh para penghuni Gloebh dan hanya tersiar kabar dengan kebenaran yang tak jelas, bahwa Trol-trol ukuran besar menggali untuk jalur-jalur mereka menyusup dan membuat teror.

Banyak sekali keindahan-keindahan di Glahad yang menjadi daya tarik semua mata dan kepentingan, bahkan menjadi ancaman bagi Glahad sendiri, mulai dari tambang di kedalaman Glahad atau keindahan alam diluarnya tanah berbatu sendiri, terlebih para Eidels yang telah berencana dengan menipu para Gnom.

Walaupun mereka para pejuang atau penghuni Glahad tak banyak mengambil sumber daya alam yang mereka miliki, tindakan mereka yang sibuk, bahkan bisa di bilang acuh menjadikan mata-mata yang berkepentingan menjadi lebih bebas bergerak dan tak terlihat akan niat-niat buruk mereka.

Beberapa tahun terakhir setelah wilayah itu tenggelam dalam kekuasaan tanah berpasir, kekuasaan para pemimpin-pemimpin batu besar menghitam seperti tanah tak bertuan.  Peperangan dengan penguasa tanah berpasir menjadikan batu bergemeretak dan terpecah, seperti keberutungan yang lepas dari kapak-kapak mereka.

Sisa-sisa perjuangan itu tak terukir lagi dibatu-batu besar Glahad sebagai simbol keberanian dan kebijaksanaan, berlari dan menyebar seperti ketakutan. Yang tersisa dari keberanian mereka menghilang di tebing-tebing Coldstone, memilih untuk bersembunyi dan mengawasi di dinginnya angin gunung.

  • Mengenai wilayah dan kekuasaan,  peradaban para Mers dan . . . .

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun