Mohon tunggu...
diah rosita
diah rosita Mohon Tunggu... -

menulis, untuk mengungkapkan tanpa jeda

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kampung Resman Gang A3

9 Maret 2011   06:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:56 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara itu digerimis malam yang dingin, Puspa dan Diah masih berkeliling dari warung ke warung di emperan jalan raya.  Puspa dan Diah adalah penyanyi orkes dangdut keliling.

"Jang, ngapain kamu disini?" Puspa menepuk pundah Ujang.  Dilihatnya Ujang sedang duduk termenung di halte.

"Aku bingung Pus, aku gak berani pulang", jawab Ujang

"Kenapa?" Diah duduk di sampingnya

"Panjang ceritanya...", Ujang masih menunduk, tidak menatap Puspa dan Diah sama sekali.  Puspa dan Diah saling bertatapan, dan Puspa pun duduk di sebelah Ujang.

"Kamu mau cerita sama kita?" tanya Puspa

"Gini...,"  Ujang mulai bercerita panjang lebar.

Cerita Ujang berawal dengan kebingungannya  mencari uang untuk biaya anakknya yang sakit di kampung.  Ujang, Ali dan Suryadi adalah sekelompok preman yang biasa mangkal di pasar.  Ujang menceritakan resah hatinya memikirkan anaknya yang sakit kepada kedua temannya, Ali dan Suryadi.  Ali dan Suryadi tidak memiliki kemampuan untuk membantu Ujang, karena mereka juga harus menghidupi keluarganya.  Entah dari mana datangnya niat buruk itu, suatu saat Ujang menyampaikan niatnya untuk merampok sebuah koperasi kecil di dalam pasar.  Ali dan Suryadi saling berpandangan, ragu.  Tapi di dorong oleh rasa solidaritas untuk membantu Ujang, akhirnya Ali dan Suryadi bersedia membantu, dengan syarat tidak menyakiti atau melukai siapa pun.

Rencanapun di susun dengan baik.  Ujang akan masuk dan berpura-pura kan mendaftar sebagai anggota koperasi, Ali dan Suryadi akan berjaga-jaga di luar.  Hari untuk beraksi pun di tentukan.

Pada hari yang telah di tentukan, ketiga preman pasar tersebut memulai aksinya.  Pukul 12.15 siang saat para petugas koperasi sebagian besar sedang istirahat untuk makan siang, Ujang memasuki kantor kecil itu.  Sepi, tak ada satu orang pun di dalam.  Ujang bingung, tidak seperti biasanya kantor koperasi ini sepi.  Ada kursi yang terjatuh dan Ujang membetulkan letaknya.  Tiba-tiba diluar terdengar suara orang berteriak "Rampoookk... rampoookkk".  Ujang melihat keluar, tidak dilihatnya lagi Ali dan Suryadi, banyak orang berkerumun di luar dan petugas keamanan pasar mulai berdatangan.  Ujang bingung,  dan berlari keluar melalui pintu belakang.  Saat berlari ke pintu belakang, Ujang melihat 2 orang karyawan koperasi terbaring di lantai bersimbah darah.

"Kamu ngerampok Jang?"  Diah bertanya hati-hati

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun