Mohon tunggu...
diah rosita
diah rosita Mohon Tunggu... -

menulis, untuk mengungkapkan tanpa jeda

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kampung Resman Gang A3

9 Maret 2011   06:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:56 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malam baru saja turun masih di sertai butir-butir halus gerimis hujan.  Dari ujung gang tampak Agus dan Saiful berjalan hati-hati karena banyaknya genangan air di jalan yang berlubang.  Tampang keduanya sangat letih dan tentu saja mereka kelaparan.  Mereka langsung menuju kedai kecil di sudut gang untuk makan malam.

"Baru pulang Gus", Wiwit pemillik kedai menyambut keduanya.

"Capek sekali hari ini, tapi semua kayu bakarku habis terjual", jawab Agus yang sehari-hari bekerja mencari kayu bakar dan menjualnya di pasar.  Jaman sekarang, semakin sulit mencari kayu bakar apalagi musim hujan begini dan semakin sulit lagi menjualnya karena banyak orang menggunakan minyak tanah dan gas.

"Makan apa nih?", Wiwit bertanya

"Aku tempe dan sayur aja", jawab Agus

"Kamu Ful?", wiwit bertanya pada Saiful

"Aku mie rebus aja, hari ini dagangan bungaku kurang laku, mungkin karena hujan seharian ya... orang jadi pada males nyekar".  Saiful berjualan bunga di sekitar makam, bunga yang dijualnya tidak pernah di beri harga pasti hanya berharap kemurahan hati dari orang-orang yang nyekar di makam.  Terkadang Saiful mendapat berkah yang lebih dari biasanya tapi tidak jarang juga harus pulang dengan uang sangat minim.

"Tadi ada orang yang cari Ujang kesini", Wiwit bercerita sambil mempersiapkan makanan untuk Agus dan Saiful.  "Mungkin polisi, karena kita di suruh lapor di polsek terdekat kalau ketemu Ujang.  Sudah 3 hari dia tidak mampir ke warung ini".

"Aku dengar di pasar ada perampokan... apa Ujang terlibat ya?" Agus menyeruput teh tawarnya

"Mudah-mudahan nggak lah, dia emang preman tapi baik koq", Wiwit menimpali

"Gang kita nih yang paling aman di kampung Resman ini, ya karena ada Ujang si jawara kampung kita".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun