Karena  IQ seseorang itu berbeda satu sama lainnya, menyangkut daya tangkap untuk mencerna materi ajar. Motivasi seseorang tergantung lingkungannya. Sering individu itu termotivasi gara-gara melihat lingkungan sekitar. Padahal dirinya itu tidak punya modal dasar bawaan untuk hal itu.
Modal dasar bawaan orok(sejak dilahirkan), setiap mahasiswa/siswa itu, sangat penting di kembangkan. Untuk mencapai kepuasan sesuai cita-citanya. Jika padu antara bakat bawaan dan materi ajar dengan metode yang tepat, tentu hasilnya akan maksimal.
Motivasi dan bakat bawaan seseorang adalah modal dasar untuk meraih masa depan yang gemilang. Masa depan seseorang sering tergantung pada pengalaman pernah gagal dan kepuasan yang dia raih. Motivasi diperlukan untuk menuju kepuasan berikutnya.
Tidak ada kepuasan yang berhenti pada satu  titik. Kepuasan satu hal akan melahirkan minat baru, dan begitulah proses belajar berkelanjutan. Untuk kemudian kita sampailah kepada pentingnya kurikulum berdiferensiasi.
Mengapa seorang pengajar itu, sangat perlu punya bukti secarik kertas keterangan  "akta mengajar." Ini adalah legalitas untuk jadi seorang guru profesional.
Tapi buat orang yang ingin jadi guru, yang tugasnya sebagai penyampai ilmu pengetahuan  khusus bagi  orang tertentu ? Cukup kuasai saja "Ilmu Pengetahuan Inti" (Rumus PQ, Pitagoras, Tajwid, komposisi, ritmik, harmoni, dst). Seperti untuk bintang tamu di kelas saat PBM, tidak perlu orang yang punya akta mengajar. Tapi agar produktif, perlu didampingi oleh orang yang punya akta mengajar.
Bagi seorang pengajar dan pendidik yang skalanya klasikal beda lagi aturannya. Karena seorang  pendidik yang ingin sukses jadi guru, perlu menguasai lintas ilmu. Yaitu dari mulai ilmu pengetahuan murni yang akan disampaikan, ilmu kurikulum, hingga ilmu psikologi. Untuk mengetahui siapa orang yang pernah belajar ilmu di atas. Cukup bertanya apakah pernah memiliki surat akta mengajar? Karena ilmu itu pernah dipelajari  pemilik sertifikat tersebut.
Padahal belum tentu orang yang punya surat tersebut masih memahaminya. Maka pemerintah pernah mengeluarkan "Sertifikat Pendidik." Â Karena ilmu itu harus di asah. Surat "akta mengajar" itu dahulu dikeluarkan oleh perguruan tinggi, sekian lamanya. Bisa saja yang tidak pernah digunakan, karena tidak penah menjadi guru di dalam kelas. Mungkin saja hal itu sudah lupa, sehingga perlu penyegaran.
"Sertifikat mengajar" pada mulanya dikaitkan dengan finansial. Maka sering menuai kritik bahwa pemerintah tidak ikhlas mensejahterakan guru. Karena tidak semua guru yang memiliki "akta mengajar" lolos " bersertifikasi" Hal ini, berhubungan dengan anggaran pemerintah saat itu. Dan kebijakan serta aturanpun terus berubah-ubah  di BSNP saat itu. Kini di Era Mas Menteri Nadiem Makarim, sertifikat guru penggerak sangat sakti sekali, untuk jenjang karir guru.
C.Pamor PTN Nenurun, Berkompetisi Dengan PTS.
Di Jaman Orde Baru berkuasa, semua PTN pernah dibanjiri anggaran dari pemerintah pusat. Bentuknya beragam, diantaranya berupa beasiswa seperti: Supersemar, TID (Tunjangan Ikatan Dinas), beasiswa riset, dst.
Pamor PTN saat itu, melejit karena alumninya ada jaminan langsung bekerja dimanapun di NKRI. Asal alumninya menghendaki, maka lamaran akan disambut oleh kepala kantor di instansu manapun itu. Lulusan Perguruan Tinggi  di perebutkan untuk meringankan pekerjaan di kantor itu. Karena hanya lulusan perguruan tinggi yang menguasai ilmu yang dibutuhkan kantor. Untuk mendapatkan pekerjaan tidak perlu ada koneksi apalagi KKN.