Mohon tunggu...
Drei Pandu Ananto
Drei Pandu Ananto Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

mau tidur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merayakan Perbedaan, Menyatukan Indonesia

22 November 2024   09:02 Diperbarui: 22 November 2024   19:39 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kegiatan hari kamis tersebut diakhiri dengan mengaji selama dua jam. Pengajian malam itu selesai pada pukul sembilan malam, dilanjutkan dengan evaluasi hingga pukul sepuluh, dan siap beribadah lagi pada pukul tiga subuh. Saya masih kagum dengan konsistensi dan dedikasi mereka dalam menjalankan kewajiban agama mereka setiap hari. Tidak semua orang bisa melakukannya.

Hari ketiga

Hari terakhir dimulai dengan bangun pada pukul empat subuh lagi dan beribadah dekat dengan makam. Ibadah tersebut disertai semangat dari pada pemuda yang sedang berdoa. Mereka layaknya teriak selama berdoa padahal waktu masih menunjukkan setengah lima subuh. Energi yang luar biasa sedangkan saya hanya berdiam sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan saya kepada mereka yang sedang menjalani kewajiban agamanya. Sesudah itu, kami diberikan kesempatan untuk membereskan semua barang bawaan kami dan langsung makan pagi. Diinformasikan bahwa agenda pada hari terakhir sangatlah sedikit dan padat karena kami sudah harus berangkat sekitar pukul sebelas pagi.

Selama menjalankan hari ketiga, saya sebenarnya kurang semangat karena telah menggunakan hampir semua energi saya pada hari sebelumnya yang amat sangat berbeda suasananya dengan hari terakhir. Pada poin ini, saya yakin semua siswa hanya ingin cepat-cepat pulang. Bagaimanapun juga keinginan saya, pada waktu itu saya tetap ingin terus menjalani ekskursi dengan hati yang masih sedikit terbuka pada pengalaman baru meskipun kurang unik dibandingkan dengan pengalaman curug. Bagi saya, ini merupakan tantangan mental dan hanya berusaha seikhlas mungkin.

Perjalanan pertama pada hari itu adalah perjalanan menuju rumah jamur dan beternak lagi. Saya sadar akan keberagaman mereka dalam mengelola sebuah bisnis dan hanya bisa mengaguminya. Setelah itu, kami balik ke tempat penginapan untuk bersiap-siap dengan upacara penutupan ekskursi tahun 2024 dan satu jam kemudian mulailah perjalanan balik kami ke sekolah tercinta, Kolese Kanisius.

Secara keseluruhan, tentu nilai yang paling dominan adalah nilai toleransi sejak itu tujuan utama dari ekskursi. Namun, saya memang tidak membahas banyak toleransi karena sejak dulu saya memang merupakan pribadi yang sangat toleransi. Saya lebih cenderung mendapat nilai-nilai yang bersifat pribadi seperti mengontrol emosi, bersikap sabar, interaktif dengan para santri dan santriwati, rela membantu dengan tulus, disiplin, dan nilai-nilai kehidupan lainnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa tidak hanya nilai yang saya dapatkan selama ekskursi tetapi juga kenangan dan memori indah. Saya ingin menutup pengalaman ini dengan quote dari John Locke.

"Pengalaman adalah guru terbaik, tetapi hanya jika Anda belajar darinya."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun